Membumikan Pancasila Di Dunia Digital

Wednesday, 23 June 21 Venue

Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi dasar warga negara Indonesia. Maka sebaiknya nilai-nilai tersebut pun dibawa ke ranah digital.

Dr. Leviane Jackelin H. Lotulung, M.I.Kom, Korprodi Ilmu Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Manado, berbicara tentang membumikan Pancasila di dunia digital dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tulungagung, Kamis (17/6/2021).

“Cara membumikan Pancasila di media digital sangatlah mudah. Seperti kita harusnya di dunia nyata, yaitu mendukung toleransi keberagaman, memprioritaskan cara demokrasi, mengutamakan Indonesia dan menginisiasi kerja gotong royong,” jelasnya.

BACA JUGA:   Membentengi Anak dari Dampak Negatif Internet

Sederhananya kita bisa menjadikan ruang digital sebagai praktik berbudaya melalui aktivitas sehari-hari. Seperti sebarkan konten positif, wujudkan cinta Tanah Air, promosikan gaya hidup yang berkualitas, saling menghargai, santun dan bermartabat, menguatkan harmoni dan kebersamaan, dan ciptakan ruang diskusi yang sehat.

Budaya merupakan gagasan, rasa, tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia. Manusia adalah aktor budaya, sementara ruang digital adalah wujud praktik, produk, dan perspektif budaya kita.

“Saya contohkan di bidang ekonomi. Misalkan saya jago bikin klepon, maka dalam kondisi covid ini kita harus kreatif, selayaknya kita saling mendukung, beli produk Indonesia. Terdekat, belilah produk teman kita sendiri. Saling menunjang kalau punya duit lebih, beli barang buatan Indonesia. Secara tidak langsung kita turut memutar ekonomi Indonesia,” tuturnya.

BACA JUGA:   Pengaruh KOL Bangun Brand Awareness

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).