Terdapatnya jejak digital di dunia maya membuat batas privasi dan pribadi menjadi bias. Dengan hanya mengecek nama lengkap di mesin pencari, kemungkinan sudah bisa menemukan identitas pribadi seseorang.
“Era saat ini memang sangat berkembang, kenyataannya ini sangat beresiko untuk penggunanya,” kata Bogy Tris Adhi Nugroho, Owner of Madani Enterprise, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021).
Data pribadi, kata dia, dapat dijual atau menjadi target dari orang yang ingin berniat buruk. “Untuk itulah sangat penting menghapus jejak digital diinternet agar terhindar dari kebocoran data pribadi.”
Bogy mengingatkan, jejak digital tidak bisa terhapus sepenuhnya. Namun, jejak digital bisa diminimalisir, di antaranya melalui:
- Google Support.
Melalui legal help di situs Google Support, jika melihat konten di produk Google yang melanggar hukum atau hak pengguna, bisa melaporkannya. Google Support akan meninjau materi tersebut dan mempertimbangkan untuk memblokir, membatasi, atau menghapus akses ke materi atau konten tersebut.
- Berhenti berlangganan mailing list atau newsletter.
Mailing list adalah suatu layanan yang memungkinkan untuk mengirim email ke banyak audiens dalam sebuah kelompok yang sudah ditentukan. Mailis atau mailing list biasanya berasal dari situs yang menyediakan informasi berlangganan bagi para pembacanya. Isinya berupa informasi update terkait situs tersebut, artikel mingguan atau mungkin info promo.
Berhenti berlangganan dari mailis bisa mengurangi data yang tersedia terkait info pribadi. Untuk menghentikannya, pilihlah bagian unsubscribe newsletter atau menyetop email berlangganan di bagian terbawah email.
- Menggunakan VPN.
Virtual Private Network (VPN) bisa kamu gunakan untuk mengakses jaringan publik tetapi masuk dengan cara privat. Menggunakan VPN, keamanan data di website akan terjamin karena situs website tidak akan bisa melacak riwayat pencarian selama berselancar di internet. Tetapi meski terkesan aman, gunakanlah VPN yang terpercaya karena menggunakan pihak ketiga dan berisiko diretas jika membuka hal yang sifatnya privasi seperti perbankan online.
- Menggunakan alat anti pelacak.
Ketika berselancar di dunia maya agar tidak terjadi kebocoran data pribadi, menggunakan alat anti pelacak untuk memudahkan menghapus jejak digital. Beberapa alat anti pelacak itu seperti Disconnect, Abine, dan Ghostery. Layanan tersebut bekerja untuk memblokir pelacakan tersembunyi pada situs atau aplikasi perangkat lunak yang diketahui memantau semua aktivitas pengguna.
Selain itu dengan menggunakan alat anti pelacak, dapat melakukan enkripsi semua lalu lintas pengguna untuk mengamankannya dari pengawasan yang tidak diinginkan saat menggunakan Wi-Fi publik, bepergian, atau ingin merahasiakan aktivitas online Anda.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0