Teknologi informasi yang berkembang kian pesat menjadikan banyak orang semakin mudah mencari segala macam informasi dan berita. Namun menurut Ari B. Wibowo, Kepala Bidang Kemitraan GNLD Siberkreasi & Praktisi Digital marketing Communication, di saat yang sama, berita bohong atau hoaks juga dapat menyebar ke khalayak ramai dengan kemudahan dan kecepatan yang sama.
“Derasnya arus informasi juga harus dibarengi dengan kuatnya menyaring dan mengecek fakta dari informasi yang beredar atau fact checking. Semakin ramai hal yang tengah dibicarakan, semakin tinggi kemungkinan hoaks menyusupinya,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (15/9/2021).
Ari mencontohkan, pada tahun 2020 adalah tahun yang sangat sibuk bagi para pengecek fakta karena adanya Pandemi Covid-19 dan juga pemilu di seluruh dunia. “Sehingga banyak misinformasi,” kata dia.
Menurut dia, terdapat tiga tips sederhana dari Google yang dapat membantu dalam mengenali misinformasi di internet dengan lebih baik, yaitu:
- Cari tahu sumbernya lebih lanjut
Jika menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang sama sekali belum pernah didengar, maka cek apakah sumbernya itu valid. Pengguna bisa menggunakan tools dari mesin pencari Google untuk mencari informasi lebih lanjut tentang suatu situs.
- Cek apakah gambar digunakan dalam konteks yang benar
Kata pepatah, satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan. Mesin pencari Google memiliki alat untuk menelusuri gambar lebih lanjut, mencari apakah gambar tersebut pernah digunakan sebelumnya, dan dalam konteks apa. Sehingga dapat diketahui jika makna gambar tersebut telah diubah dari aslinya atau tidak.
- Lihat liputan berita
Jangan terpaku hanya pada satu sumber. Lihat bagaimana dan apakah situs berita lainnya juga mewartakan peristiwa sama sehingga bisa mengetahui besar dari peristiwa tersebut. Tanyakan pada pengecek fakta mungkin sudah pernah membahas cerita aneh yang didapatkan dari orang lain atau grup chat, sehingga bisa tahu kebenarannya. Coba periksa topik mencurigakan di Fact Check Explorer yang mengumpulkan lebih dari 100 ribu verifikasi informasi dari penerbit berita kredibel di seluruh dunia, atau cekfakta.com yang merupakan kolaborasi 24 redaksi berita Indonesia yang dibentuk pada 2018.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0