Meninjau Pengaturan Privasi dan Keamanan di Media Sosial

Friday, 29 October 21 Venue

Tingkat serangan yang sangat tinggi pada login media sosial menunjukkan banyaknya akun media sosial yang dikompromikan oleh para peretas. Para pengguna, kata Tino Agus Salim, Profesional Trainer & Motivator, berhati-hati dengan seberapa banyak informasi pribadi yang dibagikan di situs media sosial.

“Penipu dapat menggunakan informasi dan gambar Anda untuk membuat identitas palsu atau menargetkan Anda dengan penipuan,” ujar Tino, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (27/10/2021).

Pengguna, kata Tino, harus meninjau pengaturan privasi dan keamanan di media sosial. Jika menggunakan situs jejaring sosial, seperti Facebook, berhati-hatilah dengan siapa terhubung dan pelajari cara menggunakan pengaturan privasi dan keamanan untuk memastikan tetap aman.

“Waspada saat berurusan dengan kontak yang tidak dikenal dari orang atau bisnis, apakah itu melalui telepon, melalui surat, email, secara langsung, atau di situs jejaring sosial, selalu pertimbangkan kemungkinan bahwa pendekatan itu mungkin scam,” ujar dia.

BACA JUGA:   Tiga Modus Penipuan Melalui WhatsApp

Tino mengatakan, pengguna harus tahu dengan siapa berhadapan. Jika hanya pernah bertemu seseorang secara daring atau tidak yakin dengan legitimasi bisnisnya, luangkan waktu untuk melakukan sedikit riset lebih lanjut.

“Lakukan pencarian gambar Google di foto atau cari di internet apakah ada orang lain yang mungkin pernah berurusan dengan mereka. Jika sebuah pesan atau email berasal dari seorang teman dan tampaknya tidak biasa atau tidak sesuai dengan karakter mereka, hubungi teman Anda secara langsung untuk memeriksa apakah sebenarnya mereka yang mengirimnya.”

Dia juga meminta untuk tidak membuka teks yang mencurigakan, pop-up windows atau klik tautan atau lampiran dalam email. “Hapuslah jika tidak yakin, verifikasi identitas kontak melalui sumber independen seperti buku telepon atau pencarian daring. Jangan gunakan detail kontak yang disediakan dalam pesan yang dikirimkan dari orang lain,” kata Tino.

BACA JUGA:   Kenali Paham Radikalisme Agar Tidak Terpapar

Dia menambahkan, “amankan perangkat seluler dan computer. Selalu gunakan perlindungan kata sandi, jangan berbagi akses dengan orang lain termasuk dari jarak jauh, perbarui perangkat lunak keamanan dan buat cadangan data. Lindungi jaringan Wi-fi dengan kata sandi dan hindari menggunakan komputer umum atau hotspot Wi-fi untuk mengakses akun perbankan online atau memberikan informasi pribadi.”

Para pengguna, lanjut Tino, juga harus berhati-hati saat berbelanja daring. Waspadalah terhadap penawaran yang tampaknya too good to be true, dan selalu gunakan layanan belanja daring yang dikenal dan percayai.

“Jangan pernah mengirim uang atau memberikan detail kartu kredit, detail akun daring, atau salinan dokumen pribadi kepada siapa pun yang tidak Anda kenal atau percayai. Jangan setuju untuk mentransfer uang atau barang untuk orang lain: pencucian uang adalah tindak pidana,” ujar Tino.

BACA JUGA:   Ingin Nyaman Belanja Online, Perhatikan Hal Ini

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).