Menjadi pelopor masyarakat digital berarti kita menjadi agen perubahan untuk mempersiapkan lingkungan sekitar kita menjadi masyarakat digital. Masyarakat digital adalah masyarakat yang identik dengan corak berinteraksi menggunakan teknologi digital.
“Masyarakat ini disebut juga sebagai masyarakat yang struktur sosialnya jaringan dengan mikro elektronik berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi,” kata Eflina Mona, Profesional MC & Lecturer Public Relations Binus University, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu (15/9/2021).
Menurut dia, untuk menjadi pelopor dapat dimulai dengan mengedukasi tentang kecakapan digital. “Ketika kita memiliki kecakapan digital secara mumpuni, maka akan lebih mudah untuk mengajak masyarakat berdigital,” ujar dia.
Eflina mengatakan, untuk menjadi pelopor masyarakat digital, hal yang perlu dikuasai paling utama ialah keempat pilar digital, meliputi: kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
“Dalam kecakapan digital, kita perlu memiliki kemampuan dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital,” ujar dia. Kecakapan ini mencakup penguasaan aplikasi untuk bekal bersaing dengan masyarakat digital lainnya. Kemudian, budaya digital yang berarti mampu berkembang sesuai dengan semangat positif digital yang diharapkan melalui nilai kehidupan sehari-hari. Meningkatkan budaya digital dilakukan dengan tingkat literasi yang baik dan terus belajar mengikuti perkembangan.
Sementara pada etika digital harus membekali diri dengan menanamkan etika yang baik dan pantas, serta menanamkan nilai dan norma. Lalu, keamanan digital untuk menjauhkan diri dari kondisi dan situasi tidak diinginkan di dunia maya.
“Kita diminta untuk menjadi orang yang siap dan sigap untuk berbagi informasi positif dengan lingkungan sekitar, agar lingkungan pun siap menjadi masyarakat digital,” kata Eflina.
Dia mengatakan, sebagai bekal dalam masyarakat digital maka diperlukan Creativity fluency, collaboration fluency, media fluency, information fluency, dan solution fluency. “Kalau dilihat diagramnya, sebagai sebuah global digital citizen atau society kita harus mampu memiliki banyak sekali sisi positif,” ujar dia.
Creativity fluency yaitu kita harus memiliki kreativitas yang dimiliki dan bisa digunakan. Kedua, collaboration fluency, yakni mampu bekerja sama dengan orang-orang sekitar. Ketiga, media fluency yakni mampu memahami dan melakukan hal berkaitan dengan media digital. Sedangkan information fluency mampu memahami, membangun, dan menyeleksi informasi positif. Kelima, solution fluency, mampu memberikan solusi di wilayah digital sekitar kita.
Kemampuan untuk mempersiapkan diri menjadi masyarakat digital Indonesia, menurut Eflina, karena sudah tidak terhindarkan sebagai pengguna media digital yang masif. Selain itu, dari sebaran jangkauan teknologi ini hampir menyeluruh dan ini dipengaruhi oleh kemajuan IPTEK, informasi yang terbuka, perkembangan teknologi digital, peningkatan pendidikan masyarakat secara rata-rata, dan pergeseran minat masyarakat (tren).
“Ini menyebabkan informasi yang diterima di satu wilayah dan wilayah lain tidak jauh berbeda. Penerimaan atau hak kita menerima informasi yang sama itu semua sudah sama, tinggal bagaimana kita menjadi masyarakat bijak untuk memilih informasi dan menggunakan media digital yang kita miliki,” ujar dia.
Dari sisi teknologi pun sudah tidak dipisahkan lagi. Beberapa pergeseran terjadi termasuk fungsi manusia dalam pekerjaan. Sebagian mengalami penurunan karena banyak pekerjaan yang dilakukan di rumah. “Kita saat ini berada di lingkungan yang aktivitas digitalnya sudah berjalan,” kata dia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0