Saat ini manusia dihadapkan pada kehidupan era digital. Oleh sebab itu, menurut Septi Fahmi Choirisa, Lecturer and Intership Coordinator at Universitas Multimedia Nusantara, perlu dipikirkan saat ini bagaimana menjalani hidup produktif di era yang serba praktis ini.
“Berkembangnya teknologi dan masuknya dunia digital di hampir semua lini kehidupan memang mengubah banyak hal, tak terkecuali perilaku manusia yang kemudian menjadi gaya hidup atau lifestyle baru,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (02/11/2021).
Menurut dia, penting merancang bagaimana bisa hidup di era digital ini dengan sepatutnya. “Kita jelas perlu mengasah hard skill, kemampuan yang dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan saat ini, di mana kemampuan ini diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, pengulangan terus-menerus,” ujarnya.
Sebab, keterampilan digital menjadi faktor penentu keberhasilan di tengah persaingan ekonomi global yang beralih ke dunia digital.
“Ibaratnya kita perlu mastering digital yaitu memperluas pengetahuan teknologi dan menguasai bahasa asing, update pengetahuan dengan mencari tempat dan pola pendidikan yang tepat, cari peluang bisnis dan mendapatkan partner bisnis yang sesuai target,”ujar Septi.
Target baik pasar dalam dan luar negeri. Septi mengatakan perlunya mencari mentor dan bergabung dengan komunitas atau forum akan memperluas relasi serta berbagai manfaat. “Perlu perbanyak belajar mendapatkan kemajuan dan kesuksesan hidup,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, produktif dan bermakna di era digital perlu dilandasi sikap bijaksana. “Kita berada di ruang digital perlu mengetahui prinsip dasar dan berhati-hati,” ujarnya.
Menurutnya, pengguna digital perlu mengetahui etika dan aturan di ruang digital, bagaimana memposisikan diri di ruang digital agar bermakna. “Pahami bagaimana cara bertegur sapa, dan etika yang beradab sebab prinsip dasar beretika itu ada kesadaran, integritas, kebajikan dan tanggung jawab,” ujar dia.
Septi mengatakan, ada banyak keuntungan hidup di era digital. “Misalnya yang kita rasakan, informasinya sangat cepat, tumbuhnya berbagai inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi pada teknologi digital juga kemudahan dalam pekerjaan hingga jaringan komunikasi yang lebih luas,” kata dia.
Namun, menurutnya tak sedikit pula ancamannya hidup di era digital. Yaitu lunturnya karakter kebangsaan, meningkatnya kasus kekerasan, pornografi, kemiskinan, ketahanan keluarga, korupsi, juga narkoba.
“Era digital juga membawa dampak naiknya tingkat cyberbullying, lunturnya etika, kebebasan berbicara tanpa kontrol,” ujar Septi.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0