Tren belanja online meningkat di saat Pandemi Covid-19. Hal itu dikatakan Ria Yusnita, Co-Founder EVENTORI and Director Benang Merah Creative Digital dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (25/6/2021). Peningkatan itu, lanjut Ria, dikarenakan perubahaan gaya hidup di masyarakat akibat pandemi.
“Dahulu juga kita belanja online, tapi untuk barang-barang tertentu seperti bukan kebutuhan pokok. Namun sejak pandemi kebutuhan pokok juga sudah dibeli di online seperti sayuran dan kebutuhan bahan pokok melalui aplikasi sayurbox dan happybox,” tuturnya. E-commerce yang sering digunakan, kata dia, Shoppe dan Tokopedia.
Ria mengatakan, kategori terbesar penjualan online adalah produk fashion dan beauty 9,81 juta, elektronik 6,91 juta, traveling mencapai 6,02 juta, dan food 4,66 juta. Tapi tahun 2021 trennya mengalami perubahan sedikit. Dua kategori tetap meningkat seperti fashion & beauty 50,7% dan food 61,3%.
“Hal itu disebabkan penjualan online tidak mengenal batasan wilayah. Pelanggan bisa mengakses toko online dari manapun dan kapanpun. Dalam memasarkan produk online akun yang harus dimiliki dan banyak di media sosial digunakan Facebook, Instagram, dan TikTok,” tuturnya.
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 60% pelaku Usaha mikro kecil menengah (UMKM) adalah perempuan. Jumlah yang sudah tergabung dalam berbagai marketplace hingga Maret 2021 mencapai 4,8 juta, naik 1 juta dari akhir 2020. Sementera Bank Indonesia mencatat transaksi ekonomi digital melalui e-commerce di tengah pandemi Covid-19 pada 2020 naik 29,6% dari 205,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 266,3 triliun.
UMKM memiliki kontribusi penting dalam mengerakkan perekonomian nasional. UMKM menyerap hampir 97% dari total penyerapan tenaga kerja dan menyumbang lebih dari 60 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Banyak pengamat menyatakan, tren belanja online menyebabkan banyak perusahaan retail berguguran. Giant, Centro, dan Debenhams beberapa di antaranya. “Selain itu pendemi Covid-19 sejak satu tahun lalu ini membuat daya beli masyarakat menurun.”
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis
Media Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0