Pembelajaran Multiliterasi untuk Tingkatkan Literasi Digital

Wednesday, 21 July 21 Venue

Penutupan sekolah akibat Pandemi Covid-19 berdampak pada siswa yang terkendala mengikuti pembelajaran jarak jauh. Hal ini dikarenakan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang cepat, tidak diimbangi dengan literasi digital penggunanya.

Menurut Queena Fredlina, Relawan TIK Provinsi Bali & Kepala Kemahasiswaan STMIK Primakara, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

“Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan literasi digital adalah dengan pembelajaran multiliterasi,” katanya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Senin (19/7/2021).

Pembelajaran multiliterasi, kata dia, adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai strategi untuk membantu siswa memperoleh berbagai pemahaman yang mendalam tentang ide dan konsep penting dalam berbagai mata pelajaran.

BACA JUGA:   Membuat Terobosan Pembelajaran Jarak Jauh

Strategi pembelajarannya, lanjut Queena, difokuskan sebagai alat dan teknik intelektual yang memungkinkan siswa mengakses, memproses, mengkomunikasikan informasi dan ide penting untuk membina dan memperkaya kemampuan inkuiri kritis.

Dia mengatakan, pembelajaran multiliterasi ini diawali dengan proses pelibatan siswa dalam menentukan materi dan tujuan pembelajaran serta diakhiri dengan presentasi di depan kelas. Salah satu faktor yang mendorong setiap siswa dalam suatu kelompok terlibat lebih aktif dalam mengelaborasi materi adalah adanya presentasi di depan kelas.

“Presentasi di depan kelas dilakukan dalam tiga kali tatap muka. Tatap muka yang pertama membahas pengantar teknologi digital, yang kedua tentang transmisi dan penyimpanan data, serta yang ketiga tentang pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai bidang kehidupan,” tuturnya.

BACA JUGA:   Mengelola Keragaman di Ruang Publik

Presentasi dari siswa oleh siswa dan untuk siswa, kata Queena, menyebabkan suasana kelas sangat kondusif. Sebagian besar siswa memperhatikan materi yang dipresentasikan oleh kelompok penyaji.

“Keinginan sebagian besar siswa untuk mengetahui proses transmisi dan penyimpanan data digital serta pemanfaatannya dalam kehidupan sangat tinggi termasuk di dalamnya tentang e-commerce,” ujarnya.

Menurutnya, pembelajaran multiliterasi dapat meningkatkan literasi digital siswa tentang teknologi digital. Selain internet sebagai media untuk memperoleh referensi dan materinya bersifat teoritis, faktor lain mendukung peningkatan literasi digital adalah sikap penerimaan siswa dalam pembelajaran.

“Sikap penerimaan yang baik dari siswa berpotensi menjadikannya literat digital, yaitu lebih cerdas menggunakan TIK untuk kehidupannya kini dan masa mendatang secara aman dan nyaman, karena siswa mampu menjauhi konten radikalisme, ujaran kebencian, praktik-praktik penipuan, berita bohong, dan pornografi.”

BACA JUGA:   Manfaat Membuat Konten di Dunia Maya

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).