Perbedaan Generasi Menghasilkan Perilaku Berbeda di Media Sosial

Monday, 28 June 21 Venue

Ketika berselancar di dunia internet, masyarakat Indonesia seperti masuk ke jalan tol yang baru, jalannya mulus dan bisa ke mana-mana dengan cepat. Namun, kecepatan dan kemudahan ini sebaiknya jangan jadi bumerang.

Bahkan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya membuka acara Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 mengatakan, kekuatan atau modal besar Indonesia adalah netizennya. Total pengguna internet di Indonesia sebesar 73,7% dari jumlah penduduknya.

“Dari jumlah pengguna internet yang tidak sedikit ini sayangnya kita tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan pengguna cerdas. Karena data juga menyebutkan ada 170 juta akun media sosial yang aktif di Indonesia. Seharusnya ini bisa jadi kekuatan bangsa ke konten positif,” ujar Dr. Ni Made Ras Amanda G, anggota Japelidi yang juga Dosen Universitas Udayana, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021).

BACA JUGA:   Tanpa Etika Digital, Komunikasi Bisa Bermasalah

Salah satu yang membuat tidak meratanya pengetahuan atau literasi digital adalah selisih usia antara pengguna. Mereka pengguna internet yang lahir di tahun 1940-an hanya menggunakan media koran, televisi, WhatsApp, dan Facebook. Berbeda dengan yang kelahiran tahun 1960-an yang mulai menggunakan Twitter.

Sementara generasi selanjutnya bertambah menggunakan YouTube dan Instagram. Generasi kelahiran 1995 merambah ke TikTok yang sedang hits serta menggunakan Line sebagai aplikasi chatting dengan alasan stikernya lebih menarik. Begitu juga generasi kelahiran tahun 2011 hingga kini yang bahkan tidak menggunakan WhatsApp untuk sehari-hari kecuali keperluan tugas sekolah atau kampus.

BACA JUGA:   Mewujudkan Keseimbangan Digital Yang Lebih Baik

“Dengan ada perbedaan penggunaan media-media digital di setiap generasi, hasilnya begitu banyak berita buruk di media. Setiap generasi punya tantangan, kekuatan, dan masalahnya sendiri. Gap antara generasi ini yang harus dihadapi dengan saling menyapa. Terkadang yang tua juga malu bertanya, ini harus sama-sama diedukasi,” jelasnya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Enam Modal Mencari Pekerjaan Di Era Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).