Perhatikan Hal Ini Sebelum Posting di Medsos

Tuesday, 31 August 21 Venue
Wisatawan menikmati fasilitas di Mola-Mola Resort, Lombok.

Banyak orang membagikan keseharian maupun kegiatan mereka di media sosial (medsos) terutama Instagram.  Seakan-akan ketika satu hari dilewatkan tanpa dibagikan ke media sosial, rasanya ada saja yang kurang.

“Meskipun sadar atau tidak, kebanyakan yang dibagikan adalah hal-hal yang sebenarnya kurang bermanfaat,” kata Danis Kirana, Co-Founder Dako Brand & Communication, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (30/8/2021).

Danis mengatakan, di balik dampak positif dari penggunaan media sosial ini, tentunya tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. “Buat kamu yang punya kebiasaan membagikan keseharian dan kegiatanmu ke publik, coba pikirkan beberapa hal ini terlebih dahulu deh sebelum semuanya harus menjadi konsumsi publik,” ujarnya.

Sebelum memposting, Denis meminta untuk memikirkan terlebih dahulu, di antaranya:

  • Apakah posting tersebut memiliki manfaat bagi yang melihat?

Membagikan kegiatan atau keseharian ke media sosial itu memang tidak ada salahnya. Asalkan yang dibagikan adalah sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang yang melihatnya.

  • Tidak ada privasi, ketika semua ativitas dibagikan ke media sosial
BACA JUGA:   Benteng Penangkal Paham Radikalisme, Terorisme, dan Separatisme

Ketika suasana kerjaan, kegiatan kampus, sekolah, keluarga, teman, rumah dan segala aktivitas lainnya dibagikan ke media sosial, lantas apa lagi privasi dalam hidup?

“Benar, itu adalah media sosialmu yang mana kamu berhak memposting apa saja. Tapi sadarkah dengan hal-hal yang di-posting di media sosialmu secara tidak langsung bisa menunjukkan citra dirimu sebenarnya. Sehingga orang-orang bisa menilai bagaimana karakter dari dirimu itu,” kata Denis.

  • Dengan memposting segala, sebenarnya apa yang diharapkan?

Banyaknya pengguna media sosial, tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda pula dalam menggunakan dan mem-posting sesuatu di media sosial milik mereka. Dari yang ingin memberi manfaat sampai yang hanya sekadar ingin dilihat, diperhatikan dan ingin “dianggap” eksis. “Jadi dengan mem-posting apapun kegiatanmu ke media sosial, tanyakan lagi kepada dirimu sendiri,” ujar Denis.

  • Tindakanmu yang pada akhirnya membuat mereka berkomentar dan menilaimu
BACA JUGA:   Waspadai Cybercrime, Ini Jenis-Jenisnya

Jika ingin dinilai baik, maka kerjakan yang baik-baik. Tapi sebaliknya, jika ingin dinilai buruk, lakukan hal sesukanya. Namanya media sosial, kita tidak bisa menutup mulut orang lain untuk berkomentar. Karena mereka berkomentar berdasarkan apa yang mereka lihat dari apa yang di-posting.”Apalagi orang-orang yang tidak begitu mengenalimu. Mereka akan dengan begitu mudahnya berkomentar tentang dirimu,” tutur Denis.

  • Orang mulai men-judgement dirimu hanya dengan melihat media sosialmu

Seperti orang yang baru pertama bertemu, tentu first impression sebagai pegangan awal dalam menilai karakter seseorang. Begitu juga dengan media sosial, kehidupan dan kegiatan yang selalu saja dibagikan akan membuat orang lain menilai bagaimana karakter seseorang hanya dengan melihat setiap postingan yang dibagikan.

Denis mengatakan, mulai sekarang lebih bisa lagi memilah dan memilih mana yang baik untuk dikonsumsi publik dan yang tidak sebelum mem-posting ke media sosial. “Karena enggak semua aktivitasmu harus dibagikan dan diperlihatkan. Dan buat yang ingin berkomentar pun, berkomentarlah dengan kata-kata baik yang tidak menyakitkan si pembaca. Serta menilailah sewajarnya dan jangan berlebihan,” ujarnya.

BACA JUGA:   Media Sosial dan Peluang Kerja Milenial

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).