Perilaku Buruk di Era Digital

Tuesday, 31 August 21 Venue

Segala hal kini dapat dengan mudah dilakukan di era digital. Betapa banyak waktu, tenaga, dan uang yang bisa dihemat bila bisa memanfaatkan teknologi digital. Namun, selain memiliki manfaat positif, terdapat juga sisi negative di era digital.

“Layaknya dua sisi koin, era digital tentu juga punya sejumlah sisi negatif. Salah satunya adalah ketergantungan banyak orang terhadap teknologi,” kata DR. Emalia Iragiliati, Ahli Presmatic & Doktor Bidang Presmatik Bahasa Inggris, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (30/8/2021).

Ketergantungan tersebut, kata dia, kemudian membuat perilaku banyak orang berubah menjadi lebih buruk dan merugikan. Emalia mengatakan, terdapat beberapa sikap buruk dari era digital, di antaranya:

  • Malas gerak

Malas gerak alias mager adalah istilah yang sangat populer di era digital ini. Salah satu sebabnya tentu karena kemajuan teknologi. Ingin bepergian tinggal pesan ojek online. Ingin makan tinggal pesan layanan antar. Belum lagi semakin canggihnya gawai sehingga banyak orang betah seharian rebahan memainkan gawainya. Padahal kurang gerak itu tidak baik bagi kesehatan fisik, bahkan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit yang parah.

  • Kurang mahir berkomunikasi langsung
BACA JUGA:   Internet dan Dampak Positifnya

Kemajuan teknologi juga memungkinkan lahirnya media sosial serta aplikasi chat. Keduanya memang punya banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi dengan orang dari berbagai penjuru dunia. Tapi sayangnya banyak orang malah jadi lebih senang berkomunikasi via gawai daripada secara langsung. Akibatnya, banyak orang kini jadi kurang mahir berkomunikasi secara langsung. Saat berbicara langsung dengan orang lain mereka cenderung gugup dan tidak bisa berbicara dengan lancar. Bukan karena pemalu, tapi karena lebih terbiasa berkomunikasi secara tidak langsung. Jangan sampai seperti itu, karena skill komunikasi secara langsung itu sangat penting.

  • Kurang peduli dengan keadaan di sekitar
BACA JUGA:   Miliki Etika Cerdas dan Bijak Berinternet

Masih soal gawai, penggunaan yang berlebihan juga membuat banyak orang kurang peduli dengan kondisi sekitarnya. Salah satu contoh paling sederhana adalah saat sedang menunggu sesuatu, banyak orang lebih senang berfokus pada gawainya daripada mencoba mengobrol dengan orang di sekitarnya. Yang lebih parah, saat ada orang yang terkena musibah, beberapa orang bukannya membantu tapi merekam atau memotret dengan gawainya. Ketidakpedulian seperti itu tentu sangat memprihatinkan, karena itu menunjukkan banyak orang kini hanya peduli pada kesenangannya sendiri.

BACA JUGA:   Waspadai Bahaya Menggunakan Aplikasi Kencan Online

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).