Banyak strategi pemasaran yang dipelajari dan dipahami setiap pengusaha. Strategi marketing itu dapat membangun kepercayaan bagi pelanggan terhadap produk atau jasa yang dikeluarkan.
“Kita tahu tujuan pemasaran itu bagaimana menciptakan kepuasan pelanggan, setelah pelanggan puas akan tercipta customer loyalty,” kata Jajang Sugiat, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana Garut dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (11/10/2021).
Perkembangan teknologi ini, kata dia, menguatkan bagaimana kolaborasi antar-strategi marketing sebuah perusahaan yang sudah maju juga perusahaan yang baru dirintis. Itu akan membantu akselerasi perusahaan.
Jajang mengatakan, dalam digital marketing framework mengenal beberapa aspek digital marketing ada website marketing, email marketing,dan social media marketing. “Semua ini bagaimana mengharapkan keterlibatan konsumen dengan pelanggan. Bagaimana produk atau jasa yang kita tawarkan menjadi bagian interaksi antar-perusahaan kita dengan pelanggan atau sasaran pasar kita.”
Dengan digital marketing, lanjut dia, kita bangun komunikasi dua arah antara produk atau jasa yang kita tawarkan dengan konsumen kita. Interaksi ini bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita memiliki perhatian yang menarik untuk pelanggan.
“Attention itu bagaimana kita memperhatikan kepentingan pelanggan. Ada juga istilah Interest kita juga punya perhatian terhadap kebutuhan pelanggan, mereka bukan hanya butuh informasi tapi juga membutuhkan manfaat lain,” kata Jajang. Jadi, lanjut dia, setiap konten digital marketing atau media sosial yang kita bangun itu dapat mengakomodir kepentingan mereka.
Lalu, kata Jajang, bagaimana konsumen bisa meyakinkan ketika menjadi bagian interaksi dengan media sosial kita. Konsumen yakin kebutuhannya terfasilitasi oleh produk atau jasa yang kita tawarkan. Serta yang paling penting bagaimana juga aktivitas media sosial yang kita bangun adalah bagaimana kita bisa mengarahkan tindakan untuk pembelian. Akhirnya mempengaruhi mereka, mengedukasi mereka.
“Bagaimana konsumen tumbuh rasa ingin tahu. Bagaimana tumbuh rasa lebih dari itu yang akhirnya ujungnya mereka bisa melakukan transaksi terhadap produk atau jasa yang kita tawarkan,” tutur Jajang.
Salah satunya, kata dia, dengan cara website dengan traffic tinggi dimulai dengan konten yang kuat ciri menggambarkan khas bisnis kita. Jajang menambahkan, konten harus dibangun dengan konsisten jangan sampai membuat website sementara adminnya tidak update. Hal tersebut dapat membuat orang tidak mendapat informasi sehingga ditinggalkan. Konten yang kuat dan fresh visitor akan datang secara rutin dan terbangun loyalitas.
“Jadi setiap hari, setiap waktu website yang dibangun oleh perusahaan akan selalu hadir untuk memperbaharui informasi yang dibutuhkan oleh konsumen mereka. Itu secara tidak sadar akan terbangun Citra positif terhadap barang atau jasa yang ditawarkan melalui media sosial kita,” ujarnya.
Website dengan konten yang kuat akan mudah menarik perhatian website lain untuk memberikan link. Terdapat ilmu search engine optimization (SEO), “Jadi link dari web lain adalah kunci untuk menaikkan page rank website perusahaan.”
Lebih banyak orang yang datang ke website sebuah bisnis, menurut Jajang, banyak orang mengambil atau membagikan informasi yang diberikan di website itu akan membangun intensitas perhatian dan keterlibatan pelanggan dan media sosial bisnis itu menjadi lebih tinggi. “Mereka hadir di website kita atau media sosial kita itu akan membangun kepercayaan positif dari pelanggan kita untuk pasar sasaran kita,” kata dia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0