Waspadai Predator Online, Begini Ciri-cirinya

Tuesday, 31 August 21 Venue

Salah satu bahaya yang mengancam anak-anak di internet adalah keberadaan para predator online. Menurut Fetty Kurniawati, Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Luar Biasa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Madiun, predator online adalah seseorang yang mengeksploitasi anak secara seksual melalui internet atau secara langsung namun mengawalinya dengan interaksi di internet.

“Keberadaan internet membuat para predator seksual anak dapat bekerja dengan lebih mudah. Sementara orangtua tidak bisa mengawasi kegiatan anak dan gawainya selama 24 jam penuh,” katanya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (30/8/2021).

Mereka, lanjut dia, bisa menyembunyikan identitas asli, misalnya dengan cara membuat akun palsu di media sosial. “Selain itu, adanya internet juga memungkinkan para predator untuk bekerja sama dengan cara membentuk grup atau forum diskusi untuk saling berbagi tips dan mencari korban.”

BACA JUGA:   Mengenal Algoritma Sosial Media

Menurutnya, banyak anak berusia remaja yang menggunakan internet untuk mencari ‘peer support’ berupa dukungan atas beragam masalah yang mereka alami. Adanya media sosial, forum online, aplikasi messaging, atau game online dengan chat room yang digunakan oleh para remaja membuat akses pelaku terhadap calon korban menjadi terbuka lebar.

“Pelaku umumnya memanfaatkan keinginan korban untuk dihargai, dimengerti, mengambil risiko, dan mengeksplorasi topik seputar seksualitas,” ujar Fetty.

Dia mengatakan, terdapat beberapa langkah yang umumnya ditempuh oleh predator online, di antaranya:

  • Meminta Langsung
BACA JUGA:   Mengubah Media Sosial Menjadi Panggung Positif

Pelaku yang langsung memulai percakapan bernuansa seksual atau meminta foto yang kurang pantas pada calon korban. Mereka umumnya akan langsung menghilang jika korban menolak atau tidak menghiraukan permintaan mereka.

  • Bunny Hunting

Pelaku mempelajari calon-calon korban dari akun media sosial mereka untuk memilih mana yang lebih mudah didekati.

  • Grooming

Pelaku mulai mendekati korban secara bertahap. Pelaku biasanya akan mengajak korban untuk bertatap muka secara langsung. Korban yang sudah terlanjur merasa dekat, bahkan mungkin jatuh cinta pada pelaku akan memenuhi ajakan ini. “Pada pertemuan inilah pelaku meminta korban untuk melakukan hubungan seksual dengannya,” ujar Fetty.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Tertib Menjaga Keamanan Akun Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).