Pelaksanaan Indonesia Tourism Forum (ITF) membawa angin segar bagi industri pariwisata di Indonesia. Pasalnya, para pembicara dan partisipan yang berasal dari berbagai negara sangat antusias menunggu jadwal pembukaan pariwisata internasional di Indonesia.
Indonesia Tourism Forum menampilkan pembicara dari berbagai negara, yakni Indonesia, Amerika Serikat, Prancis, hingga Turki. Para pembicara berasal dari industri yang berbeda, seperti travel agent, hotel, dan juga pemerintahan. Partisipan yang mengikuti webinar ini juga berasal dari 11 negara berbeda, seperti Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Italia, Thailand, Amerika Serikat, dan Prancis.
Murat Gokyokus, CEO Siempre Tour & Travel Turki, mengungkapkan, masyarakat di negaranya siap menanti pembukaan pariwisata Indonesia untuk global. Murat juga berharap pembukaan pariwisata internasional nantinya akan sejalan dengan protokol kesehatan yang ada agar masyarakat dari negaranya merasa aman dan nyaman saat berada di Indonesia.
“Di sini, kami ingin menjalin kerja sama yang baik antara Turki dan Indonesia untuk menyambut pembukaan destinasi wisata ke depannya. Saat ini, kami masih menunggu kabar kapan pariwisata di Indonesia akan kembali dibuka untuk internasional,” kata Murat.
Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, rencana pembukaan pariwisata internasional akan dimulai pada September 2020. Pembukaan pariwisata internasional ini akan dilakukan secara hati-hati, bertahap, dan melihat situasi terkini terhadap penyebaran COVID-19.
Pembukaan pariwisata untuk internasional akan dimulai dari provinsi Bali, dan disusul oleh daerah lainnya. Pemilihan Bali menjadi yang pertama lantaran saat ini pemerintah telah menjadikan Bali, khususnya kawasan Nusa Dua, menjadi pilot project wisata new normal di Indonesia.
“Tetapi, semua itu memang tergantung dengan situasi nanti karena pandemi ini sangat dinamis. Saya hanya berharap nantinya open border untuk internasional terjadi di September khusus Bali dan Desember untuk daerah lainnya di Indonesia,” jelas Nia.
Hal serupa juga dikatakan oleh Elly Hutabarat, Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO). Menurutnya, pembukaan pariwisata internasional harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati.
“Saya harap border dibuka di daerah zona hijau terlebih dahulu, seperti Bali, Lombok, atau juga Belitung. Pokoknya, daerah-daerah yang sudah ready untuk dibuka pariwisatanya. Tetap dengan selektif dan penerapan protokol kesehatan yang ketat di dalamnya,” ungkap Elly.
Nunung Rusmiati, Ketua ASITA, optimistis pintu pariwisata Indonesia secara global akan mulai dibuka pada September 2020. Hal ini melihat dari adanya kerja sama antara ASITA dengan maskapai penerbangan internasional yang ditargetkan terjadi pada akhir Juli 2020.
“Saat ini kita sedang menunggu perjanjian tersebut ditandatangani. Dari sini, kita jadi berpikir positif dan optimistis bahwa bisnis travel agent akan membaik dan kita sudah bisa melakukan kegiatan perjalanan setelah pandemi,” ungkap Nunung.
Menanggapi hal tersebut, Nia mengatakan, kolaborasi secara global bagi pelaku usaha pariwisata memang dibutuhkan di kondisi seperti ini. Hal ini untuk mendapatkan kepercayaan dari negara lain bahwa pariwisata Indonesia sudah siap menyambut wisatawan yang datang.
“Ini yang menjadi penting dan menjadi kunci, yaitu kepercayaan. Bagaimana kita mendapatkan kepercayaan bahwa negara kita ini sudah zona hijau dan layak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara,” ucap Nia lagi.
KOMENTAR
0