Jepang melaporkan jumlah kedatangan wisatawan asing tertinggi sepanjang masa pada tahun 2024, dengan 36,87 juta turis pada tahun 2024. Naiknya jumlah wisman tersebut didorong oleh melemahnya mata uang yen serta pembukaan kembali rute penerbangan ke Jepang setelah pandemi COVID-19.
Selain itu, sebuah laporan pemerintah yang dirilis pada 15 Januari 2025 menunjukkan bahwa pengeluaran wisatawan melampaui US$50,8 miliar untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Menurut Badan Pariwisata Jepang (Japan Tourism Agency), total pengeluaran wisatawan asing mencapai 8,14 triliun yen, sebagian besar digunakan untuk akomodasi, belanja, dan pengeluaran lainnya. Jumlah total tahun 2024 ini jauh lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya sebesar 5,31 triliun yen yang tercatat pada tahun 2023.
Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO) melaporkan bahwa promosi yang akan berlangsung selama musim puncak liburan, termasuk musim bunga sakura dan musim gugur, berkontribusi pada pencapaian jumlah pengunjung dari 20 negara.
Data kumulatif dari Januari hingga November tahun lalu telah melampaui rekor tahunan sebelumnya sebesar 31,88 juta yang tercatat pada tahun 2019.
Pasar Utama
Jumlah wisatawan terbesar pada tahun 2024 berasal dari Korea Selatan sebanyak 8,82 juta, diikuti oleh Tiongkok sebanyak 6,98 juta, naik hampir tiga kali lipat dari tahun 2023, serta Taiwan sebanyak 6,04 juta.
Wisatawan Tiongkok menghabiskan uang paling banyak, yaitu sebesar 1,73 triliun yen atau 21,3 persen dari total keseluruhan, diikuti oleh wisatawan Taiwan dengan 1,09 triliun yen dan wisatawan Korea Selatan dengan 963,2 miliar yen.
Porsi terbesar dari total pengeluaran, yaitu 33,6 persen atau 2,74 triliun yen, digunakan untuk akomodasi, diikuti oleh belanja sebesar 29,5 persen dan makan sebesar 21,5 persen.
Rata-rata, wisatawan ke Jepang menghabiskan sekitar 227.000 yen per orang, dengan wisatawan asal Inggris menghabiskan paling banyak, yaitu sekitar 383.000 yen, diikuti oleh wisatawan asal Australia sebesar 382.000 yen, dan wisatawan asal Spanyol sebesar 370.000 yen.
Pada bulan Desember saja, jumlah pengunjung ke Jepang mencapai 3,49 juta, naik 27,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan mencatat rekor tertinggi untuk satu bulan.
Menurut JNTO, lonjakan ini didorong oleh banyaknya perjalanan selama liburan sekolah serta musim libur Natal dan Tahun Baru di banyak negara.
Menurut statistik perdagangan Kementerian Keuangan Jepang, pendapatan di sektor pariwisata kini menjadi yang terbesar kedua setelah ekspor mobil senilai 17,2 triliun yen pada tahun 2023, melampaui pendapatan dari semikonduktor sebesar 5,4 triliun yen dan baja sebesar 4,5 triliun yen.
Pemerintah menargetkan menarik 60 juta pengunjung internasional per tahun dan meningkatkan pengeluaran tahunan mereka hingga 15 triliun yen pada tahun 2030. Namun, Jepang menghadapi tantangan terkait overtourism dan kekurangan tenaga kerja di sektor perhotelan.
Upaya juga sedang dilakukan untuk menarik lebih banyak wisatawan kelas atas serta mendorong wisatawan menjelajahi daerah di luar kota-kota besar dengan meningkatkan akses ke bandara regional.
KOMENTAR
0