Jumlah Penumpang Pesawat Turun 60 Juta Akibat Pandemi

Friday, 18 December 20 Bonita Ningsih
Bandara Gusti Ngurah Rai
Foto: Venuemagz/Erwin

Denon B. Prawiraatmadja, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 berakibat fatal terhadap industri penerbangan. Menurutnya, telah terjadi penurunan yang signifikan terhadap jumlah penumpang pesawat yang mengudara selama tahun 2020.

Berdasarkan data dari INACA, pada 2020 ini industri penerbangan harus puas dengan pencapaian 30 juta penumpang, baik dari domestik maupun internasional. Padahal, pada tahun 2019 industri penerbangan mampu memperoleh 91 juta penumpang dari domestik maupun internasional.

“Dapat diartikan bahwa saat ini industri penerbangan kita harus kehilangan 60 hingga 70 juta penumpang selama tahun 2020,” ungkap Denon.

Dari data tersebut, penurunan yang paling signifikan berasal dari pasar domestik. Pasalnya, sebagai negara kepulauan, masyarakat Indonesia membutuhkan layanan maskapai penerbangan untuk melakukan pergerakan seperti berwisata. Bahkan, selama ini, pasar domestik telah menyumbang 80 persen bisnis maskapai penerbangan yang ada di Indonesia.

BACA JUGA:   INACA Sebut Jumlah Penumpang di Agustus 2020 Naik Signifikan

“Industri penerbangan domestik kita ini berbeda dari industri penerbangan lain yang berada di Asia Tenggara. Market domestik kita di sini sangat besar dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional,” ujar Denon.

Turunnya jumlah penumpang pesawat juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional satu tahun terakhir ini. Menurutnya, pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,17 persen, tetapi pada tahun 2020 menjadi -5,2 persen.

BACA JUGA:   Perjalanan Wisatawan Dunia Terus Bertambah Selama 2015

“Kita ini negara kepulauan, jadi industri penerbangan menjadi sangat vital perannya bagi negara Indonesia. Belum lagi dengan peran industri pariwisata yang menjadi unggulan, sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Denon.

Oleh karenanya, ia berharap semua pihak menjaga kelangsungan bisnis transportasi udara agar ke depannya dapat lebih baik. Tentunya, didukung dengan penerapan protokol kesehatan ketat yang mengacu kepada aturan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) dari pemerintah.

Selain itu, INACA juga berharap agar rute penerbangan di daerah ujung Indonesia timur semakin mudah ditempuh oleh berbagai maskapai. Ke depannya, seluruh anggota INACA akan membuat konsep baru yang dapat mendukung kegiatan transportasi udara maupun pariwisata di wilayah Indonesia Timur.

BACA JUGA:   Qatar Airways Kembali Membuka Penerbangan ke Denpasar Bali

“Di Timur Indonesia itu masih banyak area yang rutenya belum profitable, makanya saya bersama teman-teman dari penerbangan ingin membuat sebuah konsep baru nantinya. Jika transportasi dan pariwisata dapat mudah berjalan di sana, pasti ekonomi nasional juga akan semakin membaik,” katanya lagi.