Kementerian Pariwisata terus melakukan upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia. Beberapa upaya yang dilakukan ialah dengan meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 dan melakukan bimbingan teknis kepada para pemangku kepentingan.
Peluncuran IMTI 2019 ini bekerja sama dengan MasterCard-CrescentRating yang mengacu pada standar Global Muslim Travel Index (GMTI). Dalam peluncurannya tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi oleh Anang Sutono selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3 Halal) dari Kemenpar, serta CEO Crescentrating.com & HalalTrip.com Fazal Bahardeen.
Peluncuran ini mendapat apresiasi yang bagus dari Arief Yahya lantaran saat ini pihaknya telah menargetkan Indonesia menjadi negara nomor satu dunia dalam penyelenggaraan destinasi wisata halal. Bahkan, menurut Arief, saat ini pertumbuhan wisata halal Indonesia sudah mencapai angka tertinggi, yaitu sekitar 42 persen.
Dengan begitu, Arief menjelaskan bahwa target kunjungan wisatawan halal dunia ke Indonesia akan ditingkatkan. Arief menargetkan akan ada 5 juta wisatawan halal yang berkunjung ke Indonesia pada 2019, atau tumbuh 42 persen dari tahun lalu yang hanya 3,5 juta wisman.
“Target 5 juta wisman itu mencapai 25 persen dari target kunjungan 20 juta wisman pada tahun ini. Ini menjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia mengingat jumlah wisatawan muslim dunia tahun 2020 akan diproyeksikan mencapai 158 juta dengan pertumbuhan sekitar 6 persen,” kata.
Riyanto Sofyan, Pembina TP3 Halal Kemenpar, menjelaskan bahwa tumbuh pesatnya wisatawan muslim dunia membuat banyak negara, baik negara Islam maupun non-Islam, berupaya menjadikan pariwisata halal sebagai salah satu ikon produk destinasi andalan.
“Termasuk Indonesia yang pada 2017 meraih 1,95 juta wisatawan halal atau tumbuh sekitar 15 persen dari tahun sebelumnya. Perolehan devisanya mencapai Rp 27 triliun,” ujar Riyanto.
Oleh karenanya, peluang Indonesia untuk menjadi tujuan utama wisata para wisman sangat besar. Ini lantaran Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar yang ada di dunia. Riyanto menjelaskan, sesuai yang dicanangkan pariwisata halal tahun 2014, tingkat daya saing Indonesia versi GMTI telah mencapai peringkat kedua terbaik dunia bersama Uni Emirat Arab dengan skor 72,8 dari 100.
“Ya walaupun kita masih di bawah Malaysia yang menduduki peringkat pertama, tapi itu sudah menjadi sebuah prestasi untuk kita,” ujar Riyanto.
Sementara itu, menurut Anang, tujuan dari diselenggarakannya bimbingan teknis ini adalah untuk mengenali potensi secara mendalam bahwa Indonesia sebagai destinasi pariwisata halal yang berstandar dunia. Anang berharap para pengelola destinasi harus memahami standar global agar dapat bersaing di dunia pariwisata halal.
“Penggunaan kalibrasi dengan standar global ini sebagai tolak ukur keberhasilan. Pelaku destinasi harus memahami alat benchmarking tersebut untuk menjadi tujuan wisatawan muslim kelas dunia,” ujar Anang.
KOMENTAR
0