DKI Jakarta Kembangkan Wisata Halal

Wednesday, 11 September 19 Herry Drajat
Wisata Halal

Pasar wisatawan muslim adalah salah satu sektor pariwisata yang mempunyai pertumbuhan tercepat di dunia. Menurut Global Muslim Travel Index, jumlah wisatawan muslim pada tahun 2020  sebanyak 158 juta orang dengan pertumbuhan 6 persen dan mempunyai pengeluaran US$300 miliar. Untuk itu, banyak negara berusaha untuk menangkap peluang tersebut dengan mengembangkan wisata halal, seperti Korea Selatan, Jepang, Thailand, Singapura, Malaysia, dan lain sebagainya.

Hamid Ponco Wibowo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, mengatakan, saat ini di beberapa negara mempunyai tren baru, seperti Inggris mencanangkan sebagai pusat keuangan syariah di Barat, Thailand menjadi dapur halal dunia, serta Australia mempunyai visi menjadi pemasok daging sapi halal terbesar di dunia.

BACA JUGA:   Perkuat Pasar Asia, Accor dan tiket.com Jalin Kemitraan Strategis Global

Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia sudah pasti menjadi target pasar mereka. Pada sisi lain, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendatangkan wisatawan muslim dari negara lain. Merujuk pada Global Muslim Travel Index 2019, Indonesia berada pada urutan pertama Top Halal Tourist Destinations 2019 dengan skor 78, diikuti dengan Malaysia, Turki, dan Arab Saudi.

Untuk mendorong pengembangan industri pariwisata halal di Indonesia, khususnya di Jakarta, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Jakarta Tourism Forum (JTF) dan PHRI DKI Jakarta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sertifikasi Halal Dapur dan Restoran Hotel”. FGD ini bertujuan untuk mengembangkan wisata halal di DKI.

BACA JUGA:   Kemenpar Bangun MoU dengan 11 Co-Branding Partners

Gelaran yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 4 September 2019 ini dihadiri oleh Salman Dianda Anwar, Ketua JTF; Hamid Ponco Wibowo, Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta; Mohamed Khair bin Muhamed Noor dari Muis (Majelis Ugama Islam) Singapura; DR Yono Haryono dari Departemen Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia; Joko Budi Jaya, GM Aston Hotel Makassar; serta para general manager hotel di Jakarta.

BACA JUGA:   Global Muslim Travel Index Nobatkan Indonesia sebagai Destinasi Ramah Muslim Dunia

Anang Sutono, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata, mengatakan, “Pariwisata halal adalah seperangkat layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan muslim.”

Pariwisata halal adalah bagian strategi untuk memanfaatkan peluang pariwisata dengan menciptakan pasar baru. “Pariwisata halal adalah untuk memenuhi persyaratan utama bagi saudara-saudara kita yang muslim, hak bagi muslim mendapatkan produk halal. Sementara bagi masyarakat umum ini menjadi pilihan, bahkan di negara-negara maju menjadi lifestyle,” ujar Salman.