Kunjungan Wisman ke Indonesia Telah Melebihi Target

Wednesday, 29 June 16 Venue

Memasuki akhir Juni 2016, Kementerian Pariwisata merilis data kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada semester pertama 2016. Selain itu, Kementerian Pariwisata juga terus menerapkan berbagai strategi untuk mendatangkan wisatawan asing ke Indonesia. Berbagai strategi tersebut mencakup digital marketing untuk kegiatan promosi dan kerja sama dengan berbagai stake holder, seperti maskapai, wholesalers, dan biro perjalanan.

Ratna Suranti, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI, mengungkapkan, hingga Mei 2016, pertumbuhan angka wisman ke Indonesia selalu berada di atas target. Pencapaian tertinggi terjadi saat bulan Maret di mana event gerhana matahari terjadi. Total, jumlah kedatangan wisman ke Indonesia pada semester pertama 2016 meningkat 7,54 persen dibanding tahun lalu. Pencapaian tersebut dihitung dari tiga pintu masuk utama, yaitu Bandara Ngurah Rai, Bandara Soekarno-Hatta, dan Batam.

Untuk terus meningkatkan keakuratan data, Kementerian Pariwisata akan lebih intens bekerja sama dengan dinas pariwisata di daerah menggunakan data digital. “Selama ini, penghitungan data masih manual sehingga data yang dirilis selalu terlambat hingga tiga bulan. Untuk itu, kami sedang membuat sistem terintegrasi dengan berbagai pihak seperti imigrasi yang mencatat langsung data di pintu masuk. Data tersebut langsung terhubung dengan database kami. Diharapkan pada akhir Juli semuanya sudah siap,” kata Ratna.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Mempercepat Target 70 Persen Masyarakat Tervaksinasi Covid-19 dengan Mobil Vaksin Geber

Dari Timur Tengah, lonjakan besar wisatawan asing ke Indonesia turut terjadi. Menurut I Gde Pitana, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, kemenangan Lombok dalam World Halal Destination pada 2015 lalu membuat kunjungan wisman ke lombok naik hingga 50 persen. Hal tersebut terlihat dari selalu penuhnya penerbangan langsung ke Bali milik Emirates, terutama saat musim liburan di Timur Tengah terjadi.

“Dengan pencapaian tersebut, kami berupaya membujuk maskapai milik UAE seperti Emirates untuk membuka penerbangan langsung dari berbagai penjuru tujuan ke Lombok,” ujar Pitana.

BACA JUGA:   Dua Kunci Prioritas Pemulihan Industri Pariwisata

Untuk lebih menggaet pasar Timur Tengah, Kementerian Pariwisata juga menerapkan strategi berbeda kepada wisatawan Timur Tengah ini. “Turis dari UEA kami perlakukan seperti dari Singapura. Hal ini dikarenakan 80 persen penduduk UEA merupakan ekspatriat. Berbeda dengan Arab Saudi yang memang warga asli Arab, mereka mempunyai karakteristik selalu last minute booking untuk memutuskan bepergian menuju destinasi pilihan,” katanya.

Untuk itulah, pada April lalu, pihaknya gencar mengadakan pameran di berbagai negara di UEA, seperti Dubai dan Arab Saudi, untuk mengejar liburan musim panas bagi warga Timur Tengah yang berlangsung dari Mei hingga September.

Sementara itu, untuk menggaet pasar Asia, pihak kementerian menggelar berbagai festival. Festival tersebut bertemakan budaya serta kerajinan asli Indonesia. Total terdapat 54 festival yang diselenggarakan sepanjang tahun 2016 ini. Selain itu, Kementerian Pariwisata juga turut membuka restoran Indonesia pertama kali di Guangzhou, Cina.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Siapkan Program Strategis Untuk Garap Peluang di 2023

“Setelah itu, akan ada 10 restoran lagi yang dibuka di seluruh Cina, lokasinya di tiga kota utama, yaitu Guangzhou, Beijing, dan Shanghai, serta secondary city seperti Shenzen dan Hangzhou,” kata I Gde Pitana.

Tak hanya Tiongkok, strategi serupa pun akan diterapkan di kota-kota negara lainnya, seperti London dan Melbourne. “Kami akan bekerja sama dengan restoran lokal untuk berpromosi bersama-sama. Jadi, kepemilikan restoran ini bukan dari Kementerian Pariwisata,” kata Pitana.

Penulis: Mikhail