Bagi wisatawan gaya backpacker, homestay merupakan jenis akomodasi yang paling sering dipilih untuk dijadikan tempat menginap. Homestay juga menjadi pilihan utama apabila di tujuan wisata tersebut belum tersedia banyak hotel. Selain harganya yang terjangkau, homestay juga bermanfaat bagi masyarakat setempat karena dapat meningkatkan pergerakan ekonomi mereka. Begitu pula yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, mengatakan, Banyuwangi akan menambah 350 homestay baru untuk menyambut wisatawan yang datang. Saat ini, Banyuwangi memiliki sekitar 400 homestay. Seluruh homestay di Banyuwangi dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau masyarakat.
Masyarakat yang memiliki homestay diedukasi agar memberikan pelayanan layaknya di hotel-hotel, mulai cara merapikan kamar, pelayanan, promosi, dan lainnya. Untuk mendorong terciptanya banyak homestay, Pemkab Banyuwangi juga ingin membatasi pembangunan hotel agar tingkat hunian di homestay tidak menurun.
Tantangan lain dihadapi Banyuwangi adalah SDM di bidang pariwisata yang masih minim jumlahnya. “Sekarang Banyuwangi mengembangkan potensi SDM di bidang pariwisata melalui pendidikan. Banyuwangi juga sudah memiliki politeknik jurusan Manajemen Bisnis Pariwisata dan Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Travel Agen,” kata Anas.
Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, mengatakan, sektor pariwisata Banyuwangi menunjukkan perkembangan, mulai dari event, seni, budaya, alam, maupun atraksinya. “Kementerian Pariwisata akan selalu mendukung setiap daerah yang ingin mengembangkan destinasinya karena tidak semua daerah memiliki konsistensi itu. Banyuwangi bisa dibilang sedang berkembang untuk pariwisata,” kata Esty.
Penulis: Ahmad Baihaki
KOMENTAR
0