Museum Pasifika Bali Direkomendasikan Sebagai Venue Side Event G20

Tuesday, 25 January 22 Bonita Ningsih

Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun 2022. Untuk menyukseskan acara ini, pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan serangkaian acara yang telah dimulai pada Desember 2021 silam. 

Rangkaian acara yang telah disiapkan adalah menggelar side event G20 di beberapa daerah, termasuk Bali. Beberapa tempat juga telah ditentukan dan salah satu tempat yang direkomendasikan sebagai salah satu tempat side event G20 adalah Museum Pasifika Bali.

Rekomendasi tersebut berasal dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat berkunjung ke Museum Pasifika Bali. Langkah ini dilakukan untuk memberikan apresiasi kepada para seniman yang telah menghadirkan karya seni bernilai tinggi.

“Kita bisa memulai dengan lunch, cocktail, atau mungkin dinner di sini. Membawa tamu-tamu untuk mengapresiasi karya seni dan membangkitan ekonomi, serta penciptaan lapangan kerja. Ini yang kita harapkan,” kata Sandiaga.

BACA JUGA:   IKN Usung Konsep Pariwisata yang Berkualitas dan Berkelanjutan

Museum Pasifika menyimpan 600 karya seni lukisan serta pahatan dari 200 seniman di 25 negara Asia Pasifik. Museum Pasifika juga telah menjadi pusat budaya dengan mengedepankan aspek pendidikan dan sosial hingga daya tarik wisata bertaraf internasional.

“Di sini terdapat lukisan sangat epic dari Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro. Seperti yang kita ketahui Raden Saleh memiliki koleksi termahal, lukisan yang dijual dapat mencapai harga 11 juta Euro dan ini sudah semestinya kita apresiasi,” ungkapnya lagi.

Sandiaga juga berencana untuk melakukan roadshow ke beberapa museum agar museum ini dapat menjadi destinasi yang memiliki cerita kuat. Dengan begitu, pengunjung yang datang akan mendapatkan pesan dan kesan yang mendalam selama berada di museum.

BACA JUGA:   Dukung Kebangkitan Pariwisata Bali, Kemenparekraf Resmikan Kapal KM Kirana VII

“Kita ingin museum ini dapat bertransformasi dari tadinya museum yang statis menjadi living monument. Jadi, harus mampu bercerita, harus memiliki aspek teknologi yaitu dengan NFT. Beberapa karya yang bisa masuk ke dalam metaverse ini, menurut saya akan membuka peluang usaha dan kesempatan kerja dan akan meningkatkan penghasilan dari pada pelaku ekonomi kreatif,” jelasnya lagi.

Pendiri Museum Pasifika, Philippe Augier, mengucapkan terima kasih kepada Menparekraf karena telah berkunjung dan merekomendasikan Museum Pasifika sebagai side event G20. Menurutnya, kunjungan Sandiaga bukan untuk yang pertama karena sebelumnya pernah beberapa kali menghadiri pertemuan di Museum Pasifika.

BACA JUGA:   Kunjungan Kapal Pesiar ke Bali Mengalami Penurunan

Dalam hal ini, Philippe mengaku siap untuk mendukung Indonesia dalam menyukseskan perhelatan G20. Pihaknya juga telah melakukan tanda tangan kontrak dengan salah satu perusahaan untuk mendukung program NFT. Tujuannya adalah agar para seniman dapat menjadikan karya seninya sebagai aset digital yang dapat diperjualbelikan.

“Kita pasti siap mendukung dan kesigapan dampak positif untuk G20. Tadi Menteri juga sampaikan tentang NFT dan kita sudah menandatangani kontrak dengan suatu perusahaan untuk bikin beberapa karya seni sebagai NFT,” kata Philippe.