Pemerintah terus menggenjot pembukaan kembali pariwisata di Bali bagi wisatawan mancanegara. Kali ini, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menghadirkan pasar dari negara Jepang untuk pembukaan kembali Bali.
Untuk memulainya, pemerintah bekerja sama dengan KBRI Tokyo mengajak para jurnalis setempat untuk menghadiri kegiatan Fam Trip ke Bali pada akhir Desember 2021 silam. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu langkah persiapan pembukaan kembali Bali bagi masyarakat Jepang.
“Kunjungan ini juga memiliki tujuan baik yaitu memberikan informasi bagi media internasional mengenai isu terkini dan persiapan Bali menerima turis asing khususnya dari Jepang,” ungkap Sandiaga saat Weekly Press Briefing Kemenparekraf secara virtual.
Sandiaga menjelaskan, Jepang merupakan pasar yang sangat potensial bagi pariwisata Indonesia, khususnya Bali. Oleh sebab itu, Sandiaga mendorong Garuda Indonesia untuk mengupayakan mengaktifkan kembali penerbangan langsung dari Jepang ke Indonesia.
“Kami pastikan Garuda Indonesia tidak akan terbebani, karena penugasan itu tentunya adalah untuk pasar yang sudah siap. Jadi, tidak akan kita arahkan Garuda untuk membuka satu rute yang tidak ada peminatnya, harus ada. Garuda tidak boleh rugi,” jelas Sandiaga lagi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 ada lebih dari 500 ribu wisatawan Jepang berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya. Menurutnya, Jepang menduduki urutan kelima teratas sebagai wisatawan terbanyak yang mengunjungi Indonesia. Dengan urutan pertama yaitu Malaysia, Singapura, Cina, dan India.
“Saya pernah menyaksikan sendiri penerbangan dari Jepang ke Indonesia selalu penuh. Mungkin ada lebih dari 50 persen jumlah wisatawan jepang yang saat itu tiba di Indonesia melalui Bali. Mereka semua datang dengan melakukan penerbangan langsung dari Jepang,” ceritanya.
Selain menghadirkan penerbangan langsung dari Jepang ke Bali, terdapat faktor krusial lainnya yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk membuka kembali pasar Jepang. Menurut Sandiaga, faktor lainnya yaitu mengurangi masa karantina dari kedua negara, Jepang dan Indonesia.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan berbagai promo menarik untuk memperkenalkan wisata Bali kepada masyarakat Jepang. Menurutnya, promosi dilakukan secara digitalisasi dengan menggunakan bahasa Jepang di dalamnya.
“Kementerian Luar Negeri dalam hal ini di bawah KBRI Tokyo juga mengharapkan ada koordinasi lanjutan dari seluruh pihak mengenai wisata dan promosi wisata Bali ke Jepang. Ini dilakukan untuk kebangkitan ekonomi kita sehingga pariwisata kembali menggeliat dan membuka lapangan kerja,” kata Sandiaga.
KOMENTAR
0