NTT Memperbaiki Kenyamanan Transportasi di 14 Bandara

Wednesday, 04 October 17 Ahmad Baihaki
Pulau kanawa Nusa Tenggara Timur
Pulau Kanawa, Nusa Tenggara Timur. Foto: Dok. Venuemagz

Wilayah timur Indonesia memiliki potensi pariwisata yang tidak diragukan lagi. Keindahan alam, seni, dan keragaman budaya di wilayah timur Indonesia menjadi incaran wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Meskipun pemerintah Indonesia sedang gencar membangun infrastruktur di daerah dan melakukan promosi pariwisata, berbagai permasalahan klasik terus muncul yang ditakutkan dapat memberi pengalaman buruk kepada wisatawan asing sehingga enggan datang kembali ke Indonesia, terutama ke destinasi-destinasi di timur Indonesia. Salah satu masalah yang muncul seperti diungkapkan oleh Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, adalah soal transportasi publik di bandara.

BACA JUGA:   Okupansi Hotel di Jakarta Meningkat 18 Persen Setelah Lebaran 2024

“Sebagai contoh, kurang tertibnya sopir taksi di lingkungan bandara dalam menjemput wisatawan. Selain itu, sering kali dilakukan, mereka biasanya membawa wisatawan dengan memberikan harga yang tidak wajar. Seharusnya (harga) yang diberikan sesuai dengan jarak,” ujar Marius.

Marius menyatakan, selain perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai, kenyamanan juga dibutuhkan di setiap bandara di Nusa Tenggara Timur. Persoalannya adalah minimnya masyarakat setempat yang  belum menyadari bahwa sangat penting menyambut tamu dengan baik sehingga wisatawan mancanegara mau datang kembali ke Nusa Tenggara Timur.

“Kalau aman, saya pastikan aman. Tetapi kurang tertibnya itu dikhawatirkan tidak memberikan rasa nyaman kepada wisatawan, terutama tamu asing,” ujar Marius.

BACA JUGA:   Akibat COVID-19, Okupansi Hotel di Labuan Bajo Turun Drastis

Untuk mengatasi hal tersebut, Marius menyarankan kepada pengelola bandara maupun bupati setempat untuk memberikan seragam kepada sopir taksi yang resmi sehingga wisatawan domestik maupun mancanegara bisa membedakan mana yang resmi dan mana yang tidak.

Namun, dari 14 bandara yang ada di Nusa Tenggara Timur, ternyata hanya Bandara El Tari di Kupang yang dikelola oleh Angkasa Pura, sedangkan sisanya dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Rencananya, Bandara Komodo di Labuan Bajo akan bekerja sama dengan Angkasa Pura sehingga pengelolaannya menjadi lebih baik.

BACA JUGA:   Inilah Dampak Ekonomi dari Pelaksanaan ASEAN Summit di Labuan Bajo

Selain itu, pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pariwisata sedang berjuang untuk bisa menghadirkan penerbangan internasional ke Labuan Bajo.

Marius menyebutkan, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara dan domestik pada tahun lalu berhasil mencapai hampir 1 juta wisatawan. Lalu, pada tahun ini ditargetkan 1,5 juta wisatawan akan datang ke Nusa Tenggara Timur.