Pemerintah Indonesia mendorong percepatan pembangunan sektor pariwisata di empat destinasi super prioritas, yakni Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan Danau Toba. Keempat destinasi tersebut merupakan bagian dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang sedang terus dikembangkan sebagai Bali Baru.
Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia, dalam Rapat Pengembangan Sektor Pariwisata dengan beberapa menteri Kabinet Kerja di kantor Wakil Presiden RI, 13 Februari 2019, menekankan pentingnya pengembangan sektor pariwisata di destinasi prioritas. Rapat tersebut dihadiri oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kominfo Rudiantara, Menteri ATR/BPN Sofyan Jalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Kepala Bekraf Triawan Munaf, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
“Pengembangan sektor pariwisata ini sangat penting karena memiliki potensi penyumbang devisa nomor satu di Indonesia, khususnya pengembangan untuk empat destinasi super prioritas,” kata Jusuf Kalla.
Dalam rapat itu, Jusuf Kalla mengajak seluruh jajarannya yang hadir untuk menekankan kembali komitmennya dalam membangun sektor pariwisata. Caranya dengan berkontribusi melalui tugas pokok dan fungsi masing-masing.
“Saat ini devisa pariwisata sudah mencapai US$17 miliar, melebihi sektor-sektor lain yang selama ini menjadi unggulan,” ujar Jusuf Kalla.
Arief Yahya menyampaikan, sektor pariwisata Indonesia tumbuh cepat dan lebih unggul daripada pertumbuhan regional dan global.
“Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 22 persen, lebih tinggi daripada rata-rata global yang hanya sebesar 6,4 persen,” kata Arief.
Selain itu, kata Arief, penerapan digitalisasi yang maksimal membuat pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia tumbuh pesat.
“Langkah digitalisasi menjadi keharusan saat ini karena 70 persen pasar wisata mencari, melihat, dan mempelajari destinasi secara online sebelum melakukan perjalanan. Melalui digital, konsumen mendapatkan layanan lebih, tapi dengan biaya lebih rendah,” ujar Arief.
KOMENTAR
0