Jawa Timur, terutama kota Surabaya, memiliki peluang menjadi destinasi konvensi internasional. Hal ini mengemuka dalam talk show Percepatan Lembaga MICE yang digelar oleh Kementerian Pariwisata, Debindo Mitra Tama, dan Majalah VENUE. Acara ini diselenggarakan di sela-sela perhelatan Majapahit Travel Fair di Surabaya.
“Meskipun telah menjadi tuan rumah konferensi internasional, Surabaya belum masuk sebagai destinasi konvensi. Baru Jakarta, Bali, dan Yogyakarta,” ujar Rizky Handayani, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata.
Menurut Rizky, Jawa Timur berpeluang besar mendatangkan wisata konvensi, di samping wisatawan MICE dari segmen pameran. Apalagi, dari sisi akses dan akomodasi, Surabaya tak memiliki kendala. Kota itu bisa menjadi tuan rumah sekaligus pintu gerbang Jawa Timur.
Menurut Rizky, dari sisi akomodasi, Surabaya setidaknya harus memiliki hotel dengan standar bintang empat dan lima. “Wisatawan MICE memiliki standar tinggi karena mereka mengikuti konferensi sebagai delegasi perusahaan atau asosiasi internasional,” imbuh Rizky.
Menurut Rizky, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menargetkan 2 juta wisatawan MICE dari 20 juta wisatawan pada 2019. Pada 2017, wisatawan MICE menyentuh angka 700.000-an orang dan pada 2018 Kementerian Pariwisata menargetkan 1,2 juta wisatawan MICE.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan MICE, Hosea Andreas Rungkat, menyatakan, untuk mempercepat Surabaya menjadi destinasi MICE dunia, kota ini harus berinduk dengan asosiasi MICE internasional. “Pemerintah dan pelaku MICE di kota ini harus mendaftarkan Surabaya ke asosiasi konvensi internasional seperti ICCA dan UFI untuk bidang pameran,” ujar Andreas.
Tim percepatan MICE, menurut Andreas, bakal memberi masukan kepada pemerintah mengenai industri MICE dan kebijakan yang perlu diambil. Sementara secara teknis, pelaksana tim percepatan MICE adalah Indonesia Convention and Exhibition Bureau (INACEB).
Dengan adanya kerja sama Kementerian Pariwisata, Tim Percepatan MICE, dan INACEB, Rizky optimistis pihaknya mampu mendatangkan 2 juta wisatawan MICE pada 2019. Menurut Rizky, MICE bakal menjadi prioritas bila pelaku memiliki data yang lengkap mengenai jumlah penyelenggaraan acara MICE, baik dari sisi jumlah perhelatan dan peserta, sehingga Kementerian Pariwisata dapat menjadikan MICE sebagai fokus kebijakan dalam pengelolaan pariwisata nasional.
KOMENTAR
0