Untuk mengatasi dampak dari COVID-19 terhadap pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio akan menjalankan tiga langkah strategis, yakni masa tanggap darurat, pemulihan (recovery), dan normalisasi.
“Di tahap tanggap darurat ini kami memberikan support kepada tenaga kesehatan untuk menyiapkan akomodasi, makanan, hingga transportasi. Karena tenaga kesehatan saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus COVID-19 agar tidak meluas. Untuk itu, kita perlu support yang luar biasa, selain berkoordinasi dengan K/L dan berbagai pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah untuk mendukung industri atau pelaku pariwisata Indonesia,” kata Wishnutama.
Di tahap kedua, yakni pemulihan, Kemenparekraf akan melakukan identifikasi dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain untuk mengidentifikasi dampak secara detail akibat wabah COVID-19. Selanjutnya, Kemenparekraf akan memberi dukungan pada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dari sisi ketenagakerjaan, utilitas, keringanan retribusi, relaksasi pinjaman, pemanfaatan kartu pra kerja, hingga pelatihan online untuk SDM.
Langkah yang ketiga adalah normalisasi, yakni melakukan promosi kembali di dalam maupun luar negeri, serta menyiapkan insentif untuk industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif.
Kemenparekraf juga akan kembali menyusun keterlibatan dalam agenda-agenda internasional dan kalender event nasional untuk menunjang kegiatan wisata. Selanjutnya, kembali membenahi destinasi, khususnya dari sisi keamanan dan keselamatan, sumber daya manusia, serta daya tarik setiap destinasi.
“Dan yang harus kita pelajari nantinya adalah bagaimana psikologis para traveler yang berbeda-beda. Ada yang trauma dengan wabah COVID-19 ini. Ada juga pandangan traveler karena terlalu lama di rumah sudah ingin cepat-cepat keluar untuk berwisata. Kita ingin psikologi dan pandangan traveler yang seperti ini yang berkembang,” kata Wishnutama.
Pada langkah awal pasca-pemulihan nantinya, Wishnutama menekankan pentingnya untuk lebih dahulu memobilisasi wisatawan nusantara.
“Sudah tentu untuk tahap awal kita menggerakkan wisnus terlebih dahulu. Saya harap juga teman-teman wartawan bersama-sama kita optimistis dan membantu menumbuhkan sikap positif hingga pandemi ini usai. Tentunya agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini kembali normal dalam waktu yang lebih cepat,” katanya.
Untuk mengatasi dampak dari COVID-19 terhadap pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio akan menjalankan tiga langkah strategis, yakni masa tanggap darurat, pemulihan (recovery), dan normalisasi.
“Di tahap tanggap darurat ini kami memberikan support kepada tenaga kesehatan untuk menyiapkan akomodasi, makanan, hingga transportasi. Karena tenaga kesehatan saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus COVID-19 agar tidak meluas. Untuk itu, kita perlu support yang luar biasa, selain berkoordinasi dengan K/L dan berbagai pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah untuk mendukung industri atau pelaku pariwisata Indonesia,” kata Wishnutama.
Di tahap kedua, yakni pemulihan, Kemenparekraf akan melakukan identifikasi dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain untuk mengidentifikasi dampak secara detail akibat wabah COVID-19. Selanjutnya, Kemenparekraf akan memberi dukungan pada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dari sisi ketenagakerjaan, utilitas, keringanan retribusi, relaksasi pinjaman, pemanfaatan kartu pra kerja, hingga pelatihan online untuk SDM.
Langkah yang ketiga adalah normalisasi, yakni melakukan promosi kembali di dalam maupun luar negeri, serta menyiapkan insentif untuk industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif.
Kemenparekraf juga akan kembali menyusun keterlibatan dalam agenda-agenda internasional dan kalender event nasional untuk menunjang kegiatan wisata. Selanjutnya, kembali membenahi destinasi, khususnya dari sisi keamanan dan keselamatan, sumber daya manusia, serta daya tarik setiap destinasi.
“Dan yang harus kita pelajari nantinya adalah bagaimana psikologis para traveler yang berbeda-beda. Ada yang trauma dengan wabah COVID-19 ini. Ada juga pandangan traveler karena terlalu lama di rumah sudah ingin cepat-cepat keluar untuk berwisata. Kita ingin psikologi dan pandangan traveler yang seperti ini yang berkembang,” kata Wishnutama.
Pada langkah awal pasca-pemulihan nantinya, Wishnutama menekankan pentingnya untuk lebih dahulu memobilisasi wisatawan nusantara.
“Sudah tentu untuk tahap awal kita menggerakkan wisnus terlebih dahulu. Saya harap juga teman-teman wartawan bersama-sama kita optimistis dan membantu menumbuhkan sikap positif hingga pandemi ini usai. Tentunya agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini kembali normal dalam waktu yang lebih cepat,” katanya.
KOMENTAR
0