UFI Terbitkan Protokol Pelaksanaan Pameran Pasca-COVID-19

Tuesday, 19 May 20 Bonita Ningsih
registrasi garuda travel fair

The Global Association of the Exhibition Industry (UFI) mengeluarkan protokol terbaru bagi pelaksanaan pameran B2B dan perdagangan internasional. Protokol ini dikeluarkan sebagai acuan bagi pihak penyelenggara pameran internasional usai pandemi COVID-19 ini berakhir.

Protokol ini tak hanya berlaku saat pameran berlangsung, tapi juga harus dilakukan pada saat perencanaan dan setelah pameran selesai. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi keselamatan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat saat pameran.

Saat melakukan tiga tahap tersebut, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat membuka kembali pameran dagang internasional. Berikut ini, langkah-langkah yang harus dipatuhi seluruh pelaku industri pameran menurut UFI.

1. Tingkatkan keamanan di area pameran

Pihak penyelenggara harus memastikan setiap orang yang datang ke pameran akan aman dengan melakukan analisis risiko. Beberapa cara yang dapat dilakukan ialah menyediakan masker, menyediakan cairan pembersih tangan di setiap sudut area, hingga menyediakan tisu sekali pakai. Hal ini dilakukan untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Corona di area pameran.

BACA JUGA:   CHSE: Upaya Menyelamatkan Pariwisata Nusantara

2. Menerapkan aturan jaga jarak

Berikan tanda atau penghalang di lantai untuk menjaga jarak orang saat sedang mengantre atau yang berada di ruang publik, misalnya saja saat memasuki area pameran, restoran, serta masuk ke dalam toilet.

Berikan partisi transparan tambahan di area penerimaan tamu, pendaftaran, serta layanan pelanggan. Lalu, buat jarak yang luas antara stan dan lorong agar terjadi sirkulasi yang baik, serta mengatur posisi dan tata letak yang berjarak untuk menyelenggarakan konferensi di area pameran.

3. Tingkatkan kesehatan dan keselamatan

Sebelum memasuki area pameran, setiap orang harus diukur suhu tubuhnya terlebih dahulu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Penyelenggara juga harus rutin melakukan sanitasi ruangan dengan cairan disinfektan, berikan tempat khusus untuk mencuci tangan, serta pastikan memiliki proses penyaringan udara yang baik.

Pihak penyelenggara juga perlu memberikan kebijakan tanpa kontak atau sentuhan tangan bagi seluruh tamu yang datang. Hindari berjabat tangan, pembayaran tanpa uang tunai, hingga membuat ruang khusus untuk peserta pameran dan pengunjung saat ingin berinteraksi.

BACA JUGA:   Industri Pameran Naik 7 Persen

Yang terpenting ialah menyediakan ruangan isolasi bagi seseorang yang gagal dalam tes screening kesehatan. Atur ruang isolasi yang jauh dari tempat keramaian dan sediakan peralatan kesehatan yang lengkap di dalamnya.

Selain itu, ruang pameran juga harus memiliki ventilasi yang baik serta dilengkapi AC dan filter udara. Bagi peserta pameran juga disarankan untuk menggunakan media digital untuk sarana promosi mereka, tidak lagi menggunakan kertas.

4. Manajemen keramaian

Untuk menghindari kerumunan banyak orang, lakukan pemantauan yang ketat di beberapa pintu akses yang telah disediakan. Pihak penyelenggara juga harus mengurangi terjadinya kontak di meja registrasi, antara lain dengan menyediakan proses registrasi online dan pencetakan ID di rumah masing-masing.

Penyelenggara juga harus membatasi jumlah pengunjung dan peserta di dalam area pameran.

Di area restoran juga perlu dibatasi jumlah tamu yang datang dan memberikan jarak antar-meja yang cukup jauh, serta hindari penyediaan makanan secara prasmanan.

BACA JUGA:   Rembuk Nasional Dukung Pengembangan Industri Pariwisata

5. Bertindak cepat dalam mengatasi masalah

Di setiap pelaksanaannya, penyelenggara wajib membangun dan memelihara komunikasi dengan pihak berwajib. Selain itu, penyelenggara juga harus menyediakan fasilitas medis serta ambulans.

Seluruh panitia juga harus diberi pelatihan mengenai pencegahan penularan virus Corona, seperti penggunaan disinfektan serta membersihkan area publik. Selain itu, panitia juga harus terus memantau berita terbaru di daerah tersebut yang terkait pandemi, dan juga harus bisa membedakan mana berita yang benar dan hoaks.

Penyelenggara juga harus bisa memonitor pergerakan pengunjung agar tidak terjadi penumpukan keramaian, antara lain dengan menggunakan teknologi wrist band maupun aplikasi lainnya.