Wisata Air Menjadi Salah Satu Bentuk Pariwisata Berkelanjutan

Tuesday, 21 May 24 Harry
World Water Forum 2024

Tren sektor pariwisata setelah pandemi COVID-19 telah bergeser, dari quantity tourism menuju quality tourism. Salah satu bentuk dari wisatawan yang berkualitas adalah lebih memilih kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, contohnya adalah wisata air.

Dalam kegiatan World Water Forum 2024 yang digelar di Bali, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, “Presiden (Joko Widodo) di acara pembukaan World Water Forum menyampaikan pentingnya kolaborasi. Kita harus bukan hanya menjadi water fighter, tapi juga water warrior,” kata Sandiaga.

Untuk itu, Sandiaga Uno berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata berbasis air. Apalagi, Indonesia memiliki berbagai jenis wisata air, seperti ekowisata mangrove, sungai, danau, dan juga laut.

BACA JUGA:   Pariwisata Selamatkan Selandia Baru Saat Impor Anjlok Drastis

Indonesia memiliki 840 danau dengan tipologi yang sangat bervariasi. Bahkan, sejumlah danau telah menjadi destinasi wisata kelas dunia. Kemenparekraf pun banyak mendukung pelaksanaan event pariwisata yang berlangsung di danau, seperti di Danau Toba dengan F1 Powerboat serta Aquabike Indonesia Championship 2024.

“Begitu juga dengan wisata sungai seperti di Kuansing (Kuantan Singingi) ada Festival Pacu Jalur,” ujar Sandiaga.

“Semoga wisata air di Indonesia lebih optimal dan berkelanjutan sehingga memiliki daya saing global,” kata Sandiaga.

BACA JUGA:   Dampak Ekonomi Langsung World Water Forum 2024 Mencapai Rp500 Miliar

Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), mengatakan, Kemenparekraf dalam pelaksanaan World Water Forum ke-10 memberikan dukungan, salah satunya dalam pelaksanaan Fair and Expo.

“Ada 250 booth yang tersebar di tiga lokasi kegiatan yang menampung hampir 500 UMKM. Tentu saja ini dalam rangka mendukung bagaimana UMKM kita bisa naik kelas dan juga bisa ikut serta dalam event skala global seperti (WWF) ini,” ujar Vinsen.

Masruroh, Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, mengatakan, saat ini Kemenparekraf sedang menghitung dampak ekonomi juga dampak lingkungan dari penyelenggaraan event MICE sebesar World Water Forum ke-10 ini.

BACA JUGA:   World Water Forum 2024 Promosikan Pariwisata Bali ke Panggung Global

“Hampir 40.000 orang dari berbagai negara hadir, termasuk Indonesia. Ini tentu berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat dan terhadap lingkungan. Maka kita juga melakukan penghitungan jejak karbon yang dikeluarkan dan harus di-offset oleh peserta,” ujar Masruroh.