Namanya boleh jadi belum sepopuler Samosir. Namun, pesona Pulau Sibandang tak kalah menarik untuk ditelusuri.
Asri dan teduh. Itulah kesan pertama yang tertangkap saat pertama kali menginjakkan kaki di pulau Sibandang. Rindang pepohonan seolah memayungi pulau di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, ini.
Waktu seperti berjalan pelan di Sibandang. Suara kendaraan bermesin terdengar hanya sesekali, itu pun hanya sepeda motor. Kicau burung, kokok suara ayam, dan desir angin lebih sering melintas di telinga.
Pintu masuk utama mencapai pulau ini adalah melalui dermaga Muara. Dari Bandara Internasional Sisingamangaraja XII, pelabuhan ini dapat dicapai melalui jalan darat dengan jarak tempuh sekitar 45 menit. Lama perjalanan menyeberang dari dermaga Muara hanya sekitar sepuluh menit.
Selain dinaungi alam yang masih asri, Sibandang juga menyimpan potensi wisata budaya dan sejarah yang kuat. Sibandang dikenal sebagai penghasil ulos berkualitas. Menurut Neslon Lumbantoruan, penggiat budaya Batak, Sibandang sebagai penghasil ulos memiliki sejarah yang kuat.
“Masyarakat di Sibandang sudah sejak dahulu membuat ulos. Salah satu ulos unggulan yang dihasilkan adalah Ulos Harungguan, khusus para raja,” ujar Neslon.
Saat ini masyarakat di Sibandang yang masih aktif menenun ulos ada di Desa Papande. Cara yang digunakan pun masih tradisional menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Selain wisata Ulos, Sibandang juga memiliki peninggalan sejarah menarik lainnya, yakni Rumah Bolon peninggalan Kepala Nagari Raja Gukguk. Kemudian, situs berupa Partukkoan, yakni kursi batu tempat raja-raja dahulu bermusyawarah. Ada pula Makam Raja Sorta Uluan yang diyakini sebagai raja Pulau Sibandang di puncak bukit Sibandang.
Binhot Isak Aritonang, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara, mengatakan, Sibandang memiliki potensi dikembangkan untuk mendukung Danau Toba sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas. “Semoga Sibandang bisa semakin dikenal wisatawan,” ujarnya.
Lebih lanjut Aritonang mengatakan, saat ini Sibandang adalah destinasi yang sedang dipersiapkan sebagai green island. “Ke depannya kendaraan roda empat yang boleh beroperasi di Sibandang hanya pengangkut hasil bumi dan bahan kebutuhan pokok,” ujar Binhot.
Upaya sebagai green island saat ini mulai disosialisasikan. “Targetnya 2021 bisa realisasikan perlahan,” ujar Binhot.
Josua Napitupulu, Camat Muara, mengatakan, upaya meningkatkan kualitas Sibandang sebagai destinasi wisata sedang dilakukan program peningkatan kebersihan di Sibandang agar wisatawan semakin tertarik datang.
Josua juga menceritakan bahwa wilayah yang dipimpinnya tersebut dikenal sebagai penghasil mangga. “Ini juga akan kami kembangkan sebagai agrowisata, sekarang kami masih memetakan mana wilayah yang tepat untuk wisata tersebut,” ujar Josua.
Penulis: Erwin Gumilar
KOMENTAR
0