Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) sepakat untuk melakukan kolaborasi antar-stakeholder di fase new normal ini. Selain mempersiapkan protokol kesehatan secara bersama-sama, kolaborasi yang dilakukan ialah dari segi bisnis saat menyelenggarakan pameran.
Hosea Andreas Runkat, Ketua Umum DPP ASPERAPI, menjelaskan, fase new normal ini membuat segala sesuatunya berubah. Salah satu perubahan yang paling menonjol ialah tingginya biaya yang akan dikeluarkan saat menggelar pameran di era new normal.
“Kolaborasi ini sudah kita bicarakan saat pertama kali menyusun draft protokol kesehatan bagi industri pameran. Di sini, saya setuju karena new normal membuat segala sesuatu tentang cost menjadi tinggi,” kata Andre.
Menurutnya, dengan adanya kolaborasi, akan timbul kesepakatan yang tidak menitikberatkan ke satu pihak. Ia berharap, di masa new normal ini, pameran akan segera terlaksana dan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Saat ini, protokol kesehatan telah disusun secara bersama-sama oleh pelaku pameran, pemerintah pusat, dan juga dinas terkait.
“Dari awal kita semua sudah berkumpul, mulai dari venue, EO, vendor, dan lainnya, membicarakan masalah ini, lalu mencari kesepakatannya. Kita juga mencari solusi bersama jangan sampai ada pihak yang diberatkan saat pameran dibuka,” ujarnya lagi.
Dalam kesepakatannya menyatakan bahwa saat pameran diizinkan untuk dilaksanakan di era new normal, masing-masing stakeholder harus saling membantu dalam segi biaya. Menurutnya, saat ini prinsipnya adalah bagaimana caranya agar pameran dapat segera dimulai kembali tanpa ada pihak yang dirugikan.
“Kita selalu menggunakan tagline ASPERAPI ‘Yuk Kita Mulai Lagi’. Jadi, sekarang yang penting event jalan dulu, masalah profit tolong dinomorduakan terlebih dahulu,” jelasnya.
“Saya tahu semua orang butuh revenue, tetapi yang terpenting saat ini kita mulai dulu. Kalau sudah ada pergerakan, baru boleh memulai untuk ada hitungan lagi di dalamnya,” ujar Andre.
KOMENTAR
0