Asia berada di peringkat ketiga sebagai penyumbang wisatawan kapal pesiar terbesar di dunia, yakni dengan jumlah 2,3 juta turis. Namun, Asia tidak hanya atraktif sebagai pasar kapal pesiar, tapi juga sebagai destinasi wisata kapal pesiar. Karenanya, berbagai negara dan kota di Asia mulai mengembangkan potensi mereka sebagai tujuan wisata kapal pesiar, dengan fokus menciptakan pengalaman yang unik kepada para wisatawan.
Dalam sesi diskusi “CruiseXchange by IT&CMA – Fireside Chat: Mapping Asia’s Cruise Development” yang diadakan di perhelatan IT&CM Asia dan CTW Asia Pasifik 2024, Patricia Yuen, Director Cruise Hong Kong Tourism Board, mengatakan, Hong Kong memperkuat posisi strategisnya dengan meningkatkan infrastruktur kapal pesiar, seperti terminal kelas dunia, dan juga memperbaiki kebijakan internalnya demi memikat wisatawan kapal pesiar dari lokal maupun internasional.
“Selama satu dekade terakhir, Hong Kong mengalami pertumbuhan luar biasa di sektor kapal pesiar, tapi di sisi lain mengalami keterbatasan fasilitas. Untuk itu, pemerintah Hong Kong berniat mengubah jalur bandara lama menjadi terminal kapal pesiar berstandar global,” ujar Patricia.
Industri kapal pesiar mengalami peningkatan pasca-pandemi, dan diperkirakan memiliki masa depan yang cerah, terutama di wilayah Asia. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah perjalanan kapal pesiar dan juga jumlah pengunjungnya.
Sektor kapal pesiar di Hong Kong meningkat 66 persen pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun 2023. Pada 2024 ini juga telah ada 30 brand kapal pesiar yang berlayar ke Hong Kong.
Patricia menambahkan, sekitar 52 persen turis kapal pesiar merupakan turis lokal, dan 48 persen dari internasional. Dari jumlah 48 persen tersebut, sekitar 40 persen dari mainland China, 52 persen dari negara-negara long haul seperti Eropa, Amerika, dan Australia, serta 8 persen dari negara short haul seperti Asia Timur.
Jumlah turis kapal pesiar tersebut tentunya berkontribusi terhadap total wisman yang datang ke Hong Kong. Hingga Juli 2024, jumlah wisman yang datang telah meningkat 104 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Tak hanya itu, rata-rata lama menginapnya pun juga meningkat, yakni dari 3,3 malam pada 2019 menjadi 3,6 malam pada 2024.
“Artinya wisatawan asing senang untuk eksplor lebih jauh dan menikmati Hong Kong,” ujar Patricia.
Untuk menarik lebih banyak turis kapal pesiar, sejumlah strategi pun akan dilakukan oleh pemerintah Hong Kong, salah satunya dengan mengintegrasikan program kapal pesiar dengan event atau festival lokal sehingga akan menambah pengalaman para turis.
“Pada tahun lalu, kapal pesiar Aida Bella dari Jerman mengunjungi Hong Kong pada malam tahun baru, dan tinggal di sini untuk menyaksikan pergantian tahun. Mereka berada di posisi terbaik untuk menyaksikan pertunjukan kembang api,” ujar Patricia.
Kolaborasi Destinasi Lama dan Baru
Selain itu, kolaborasi dengan negara tetangga juga diperlukan untuk membuat jadwal perjalanan yang menarik antar-negara. Dengan demikian, peluang Asia menjadi destinasi kapal pesiar kelas dunia semakin besar.
Oliviero Morelli, Presiden MSC Cruises Japan, mengatakan, perusahaan kapal pesiar akan memprioritaskan keselamatan para tamu, pengalaman yang akan diberikan, dan kolaborasi dengan pemerintah setempat saat akan menentukan destinasi dan homeport untuk perjalanan kapal mereka.
“Yang terutama, kami harus memastikan pelabuhan tersebut memiliki akses yang aman untuk kapal kami, kru kami, dan juga para penumpang kami,” ujar Oliviero.
Oliviero menambahkan, industri kapal pesiar mengalami pertumbuhan yang signifikan di wilayah Asia Tenggara sehingga akan menjadi fokus utama ke depannya.
“Destinasi di Jepang, China, Korea, dan Taiwan saat ini bisa dikatakan cukup stabil. Peluang besar ada di Asia Tenggara. Kami butuh untuk memadukan antara destinasi yang sudah eksis dengan destinasi-destinasi baru untuk memberikan pilihan yang berbeda kepada para tamu kami,” ujar Oliviero.
Keuntungan lain dari memperkuat sektor kapal pesiar diungkapkan oleh Diana Bloss, Co-founder & Director of Operations Worldwide Cruise Associates. Menurutnya, kapal pesiar tidak hanya dapat dinikmati oleh tamu leisure, tapi juga bisa digunakan untuk kegiatan bisnis atau MICE. Bahkan, menurutnya, menyelenggarakan event di kapal pesiar lebih hemat dibandingkan mengadakan di resor.
“Sebab, paket harga kapal pesiar sudah termasuk kamar, ruangan untuk acara, perlengkapan acara, makan dan minum, Wi-Fi, dan sebagainya. Bahkan, mereka tanpa disadari sudah berpindah-pindah negara setiap malam tanpa harus membongkar dan merapikan koper mereka,” ujar Diana.
Patricia menambahkan, untuk memikat lebih banyak kapal pesiar, Hong Kong memberikan insentif yang fleksibel agar perusahaan kapal pesiar mau kembali lagi ke Hong Kong pasca-pandemi.
“Kami memberikan insentif berupa dana untuk mendukung biaya operasional atau biaya promosi mereka,” ujar Patricia.
KOMENTAR
0