Di era serba modern, tak cuma anak muda yang bermain gawai tetapi juga orangtua. Sayang, menurut Muchamad Taufiq, Dosen STIE Widya Gama Lumajang, karena literasi digital yang kurang, orangtua kadang terjebak dengan berita palsu atau hoaks.
“Tak jarang mereka menjadi sasaran phising,” kata PLT Ketua PMI Bondowoso itu dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Senin, (27/9/2021).
Dia mengatakan, perlu menjadi catatan, kontrol keamanan kembali lagi dipegang oleh pengguna media sosial. Untuk terhindar dari berita misinformasi atau kerentanan pencurian data pribadi, menurut Taufiq, terdapat beberapa tips yang dapat disimak, yaitu:
- Teliti judul dan situsnya
Teliti judul atau situs webnya, apakah ada yang tidak nyambung. Apabila situsnya tidak kredibel, maka jangan sampai membagikan informasi palsu atau membahayakan. “Ada juga berita kemarin bawang putih direndam di alkohol bisa menghilangkan Covid-19, itu kan berbahaya, kita harus berhati-hati,” kata dia.
- Awas jebakan phising
“Jika menerima pesan singkat yang meminta untuk mengklik link di body postingannya, misalnya ‘ayo klik link ini jika kamu suka anjing’, nah itu jatuhnya bisa salah satu bentuk phising,” kata Taufiq.
- Belajar pakai autentikasi dua faktor
Bantu orangtua kalian untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk mencegah orang lain dapat login dari tempat lain.
- Jangan asal bikin password
Password merupakan salah satu kunci keamanan akun. Untuk itu buat kata sandi yang rumit. “Akun kombinasikan huruf dan angka, dan cuma saya doang yang tahu. Saya aktifkan autentikasi dua faktor.”
- Saling bantu saring berita hoaks
Orangtua acap kali merasa takut dengan berita yang beredar di media sosial. Seharusnya pengguna internet bisa memilah berita mana yang valid atau tidak dan mengomparasi dengan berita yang kredibel.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0