Literasi digital akan menciptakan masyarakat yang kritis, kreatif, serta tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoax, atau penipuan berbasis digital. Karenanya, membangun budaya literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama.
“Belum semua masyarakat siap menghadapi ancaman keamanan di media sosial. Karena masih banyak yang berpikir dunia digital adalah dunia maya. Padahal dunia digital atau sosial media jauh lebih berbahaya. Untuk itu kita harus sama-sama menjaga keamanan akun kita sendiri yang akan berpotensi membahayakan orang di sekitar kita,” kata Deddy Kusbianto, Dosen Teknologi Informatika Politeknik Negeri Malang dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kota Madiun, 3 Juni 2021.
Deddy mengatakan ada empat jenis pelaku kejahatan di dunia digital, yaitu kelompok teroris, pelaku pedofil atau predator online, sindikat kejahatan, dan penyerangan cyber dan black hacker.
“Ancaman terbaru pada saat ini adalah ransomware dan malware, endpoint security, phishing dan online banking untuk mendapatkan data pribadi korban, seperti id password,” ujar Deddy.
Yuni Egawati, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Madiun, menambahkan, pengaruh internet atau dunia digital sangat luar biasa sehingga penggunanya harus mengerti cara menggunakannya untuk sisi yang positif.
“Karena pengaruh positif di dunia digital untuk masyarakat adalah dapat informasi dengan cepat, mudah, serta tak terbatas tempat dan waktu. Juga kemudahan untuk mendapatkan layanan tertentu lewat jarak jauh, seperti pekerjaan online dan belanja,” ujar Yuni.
Dhimas Dwi Nugraha Hadistya, Dosen Bahasa Inggris Politeknik Negeri Malang, mengatakan, kalau dipergunakan dengan positif, dunia digital bisa bermanfaat buat semua orang, seperti dari sisi personal branding.
“Seperti zaman sekarang bukan zamannya melamar pekerjaan lagi, tapi dilamar. Hal itu dikarenakan orang mem-branding dirinya di sosial media dengan baik, dan perusahaan membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasinya,” ujar Dhimas.
KOMENTAR
0