Korban kekerasan seksual di ranah digital paling banyak dialami usia 18-29 tahun, sebanyak 25% target pelecehan seksual daring dan 66% berasal dari aplikasi sosial media serta situs internet, 22% berasal dari kolom komentar. Hal itu disampaikan Oriza Sativa, Psikolog Klinis saat webinar Literasi Digital wilayah Jabar I, Kabupaten Bogor, Jum’at (9/7/2021).
“Pelecehan ini diketahui tidak berdasarkan jenis pakaian dan gaya berpakaian, jenis kelamin, waktu terjadi, maupun gaya foto tertentu,” kata dia. “Pelecehan juga tidak tergantung pada jenis agama atau suku tertentu. Jika foto atau komentar menarik perhatian dan mengandung konotasi seksual itu yang bisa digaris bawahi telah terjadinya pelecehan seksual,” tambah dia.
Menurut Oriza, terdapat lima jenis pelecehan seksual di ranah digital. Di antaranya komentar tidak pantas, pelecehan visual dengan mengirim gambar atau video, gif, meme tak pantas ke akun pribadi, termasuk pelecehan verbal berupa mengirim kalimat tak pantas, doxing atau menyebarkan informasi pribadi seringkali berupa screenshoot berupa kalimat mesra, dan akun palsu untuk melecehkan dan menipu.
“Semua bentuk pelecehan seksual ini memiliki dampak bagi korbannya, seperti menimbulkan kecemasan, depresi, kehilangan konsep diri, gangguan tidur, hingga trauma,” ujar dia. Menurutnya, ada citra diri yang melekat terus-menerus dan susah untuk dihilangkan. “Ciri pribadi seperti apa? Tidak empati, tidak senonoh, kurang ajar, penebar kebencian dan lainnya. Hati-hati apakah kita akan hidup dengan citra diri seperti itu?” tuturnya.
Sebanyak 175,4 juta masyarakat Indonesia menggunakan internet dan sebanyak 160 juta menggunakan media sosial, di antara 59% aktif di media sosial. International Conference of Mental Health, Neuroscience and Cyberpsychology (ICOMETHNCP) pada studi yang difokuskan pada pengguna media sosial Instagram, disebutkan bahwa Instagram merupakan media sosial yang paling banyak digunakan manusia.
Ditenggarai perubahan interaksi sosial yang berubah selama pandemi karena meningkatnya aktivitas di ranah online ini membuat pelecehan seksual di dunia maya meningkat.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0