Berjualan di marketplace global seperti Amazon.com, Ebay.com, atau Etsy.com dapat menjadi alternatif untuk berwirausaha. Saat ini, menurut Dr. Moch Wahib Dariyadi, Dosen Multimedia Universitas Negeri Malang, banyak pedagang Indonesia membeli barang dari platform dagang-el di luar negeri untuk kembali di jual di dalam negeri.
“Padahal, ada potensi yang lebih menggiurkan yakni, menjual barang khas Indonesia ke luar negeri melalui platform dagang-el global,” katanya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021).
Menurutnya, bisnis tersebut bisa dijalankan paruh waktu. “Keuntungannya pun tak tanggung-tanggung, apalagi jika bisa memanfaatkan momen viral sebuah produk,” katanya.
Di sana, lanjut dia, para penjual dari Indonesia banyak memasarkan barang khas Indonesia, misalnya batik dan produk makanan, seperti mie instan juga kopi kemasan. Karena keuntungan satu produk yang dijual bisa mencapai ratusan persen. Contohnya, mie instan asal Indonesia yang di dalam negeri senilai Rp 33.000 per 15 bungkus, tetapi harganya bisa melonjak ratusan persen menjadi US$16 atau Rp 228.240 per 15 bungkus.
Wahib mengatakan, berjualan di situs itu memang membutuhkan kesabaran hingga toko online bisa menjadi terkenal, belum lagi persaingan dengan sesama penjual. “Jadi, dibutuhkan strategi pemasaran yang maksimal dan tepat.”
Beberapa tips agar toko online bisa ramai, lanjut dia, adalah dengan memasarkan produk di media sosial. “Tetapi ingat, karena mengincar pasar global berarti pemasaran harus dengan bahasa Inggris,” ujar dia.
Selain itu, kata Wahib, foto produk yang menarik juga bisa mendorong calon pembeli untuk bertransaksi. “Kemudian, jangan lupa mencari tahu harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Jika sudah mengetahui harga jual kompetitor, kamu bisa menentukan strategi harga jual termasuk biaya pengiriman.”
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0