Menciptakan Ruang Digital yang Bersih dan Positif

Thursday, 21 October 21 Venue

Data dari layanan menejemen konten Hootsuit dan agensi pemasaran media We Are Social menyebutkan pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 sudah mencapai 202,6 juta orang pengguna. Sebanyak 170 juta di antaranya sudah aktif di media sosial.

“Maka tak heran kalau Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang kecanduan media sosial,” kata Nandya Satyaguna, dokter, dalam webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, pada Selasa (19/10/2021).

Mengenai peningkatan tersebut, lanjut dia, ancaman terhadap bahaya internet pun ikut mengkhawatirkan. Sejak bulan Agustus 2018 hingga April 2019, tepatnya sebelum pandemi diketahui terdapat 898.108 konten pornografi di internet.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pun mengungkap, terjadinya peningkatan kekerasan anak didominasi kekerasan seksual, kekerasan berbasis gender online meningkat hampir 300 persen selama pandemi.

BACA JUGA:   Pengaruh Besar Jejak Digital

“Pengaruh pornografi pada otak akan menyebabkan penurunan fungsi prefrontal cortex sehingga orang mudah berbohong, harga diri menurun, depresi, sulit konsentrasi, sulit berpikir kritis, sulit menahan diri, hingga gangguan bersosialisasi yang mengarah penyimpangan seksual, mengarah pada kekerasan seksual, dan seks bebas,” kata Nandya.

Dengan risiko tersebut, lanjut dia, tentunya peran orangtua sangat dibutuhkan agar anak terhindar dari paparan buruk internet salah satunya pornografi. Dia mengatakan pendekatan personal bisa menjadi solusinya, yaitu orangtua perlu membangun hubungan baik dengan anak agar komunikasi menjadi efektif penuh kasih sayang sehingga menimbulkan kepercayaan.

BACA JUGA:   Pentingnya UMKM Menerapkan Digital Marketing

Selanjutnya, kata Nandya, orangtua perlu memberikan pendidikan seksual sesuai usia anak dan memperkenalkan konsep berinternet aman pada anak. “Tak kalah penting orangtua perlu mengawasi anak dengan konsep parental kontrol seperti membatasi penggunaan gawai dan memfilter apa yang ada di internet.”

Menurutnya, lingkungan sekitar anak juga tidak boleh menutup mata akan bahaya pornografi dan pelecehan seksual. Pornografi dan pelecehan seksual di ruang digital dapat diberantas dengan pengetahuan literasi digital. “Setiap dari kita memiliki peran penting untuk menciptakan ruang digital yang bersih dan positif,” ujar Nandya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Tiga Hal Tak boleh Diumbar di Medsos

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).