Menghapus Jejak Digital

Saturday, 03 July 21 Venue
Virtual Show Management

Pengunaan internet telah menghasilkan jejak digital jauh lebih banyak dibandingkan dari waktu sebelumnya. Hal ini terjadi karena penggunaan smartphone jauh lebih berkembang sampai 2,32 miliar pengguna dari seluruh dunia.

Reiza Praselanova, SDM dan Litbang Relawan TIK Jawa Timur & Dosen dan Praktisi Komunikasi Digital mengatakan, jejak digital dipastikan akan berada di internet selama-lamanya. Jejak digital memang bisa dihapus. Namun, sekali terunggah bisa di screenshot orang lain. Screenshot ini lantas bisa diunggah ulang oleh orang lain ke berbagai layanan chat atau sosial media lainnya.

“Oleh karena itu, jejak digital tidak mungkin dihapus,” kata dia dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021).

Penyebaran sebuah informasi di media sosial sangat cepat. Secara fisik jejak digital mungkin dihapus tetapi sesuatu yang sudah terekam kemungkinan besar sudah ada di mana-mana. Apalagi, lanjut dia, jika orang tersebut merupakan seorang tokoh, atau selebritis yang pastinya diperhatikan oleh masyarakat di media sosial. Dapat dipastikan, jejak digital itu tidak bisa dihapus.

BACA JUGA:   Sedang Tren, Begini Cara Memperkaya Finansial Yang Efektif

“Masyarakat Indonesia yang melihat aktivitas tokoh atau selebritis di media sosial cenderung membagikan ke akun pribadinya, kemudian teman di akun medianya juga membagikannya, dan seterusnya,” ujar Reiza.

Reiza mengingatkan, penyebaran informasi di media sosial sulit dikontrol. Bisa saja si empu yang menuliskan pendapat di media sosial sudah dihapus, namun orang lain yang membagikan postingan tersebut masih memiliki itu. “Hampir tidak mungkin karena sekian banyak orang melihat dan bisa saja membagikan postingan tersebut. Belum lagi media sosial juga secara otomatis mem-back up jejak digital itu,” katanya.

BACA JUGA:   Hindari Hoaks, Jeli Memilah Berita

Ia juga menerangkan, masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Jejak digital tidak dapat dihapus secara tuntas. Masyarakat diharapkan berpikir lebih dulu sebelum menggunakan media sosial agar postingan tersebut tidak disalahgunakan di kemudian hari.

“Jadi kalau tidak mau disalahgunakan harap berhati hati meninggalkan jejak di media sosial. Jadi mungkin hari ini Anda pro sayap kanan, tahu-tahu beberapa tahun kemudian jadi sayap kiri. Wah itu luar biasa akan dimanfaatkan akan berbalik ke Anda,” kata Reiza.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Internet, Kebutuhan Bukan Keharusan

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).