Kecanggihan teknologi turut membawa peningkatan risiko peretasan terhadap gawai, khususnya ponsel pintar. Laporan dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menyebutkan serangan trojan mobile banking di Asia Tenggara meningkat 60 persen pada kuartal II/2021.
“Para konsumen pun diimbau meningkatkan kewaspadaan saat berbelanja secara daring,” ujar Arief Wicaksono, Praktisi Usaha dan Perbankan dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021).
Arief mengatakan, serangan ini bisa menyusup lewat aplikasi keuangan saat pengguna sibuk belanja online, yang berujung pencurian akses ke rekening bank seluler atau mobile banking. Untuk itu, semua orang menggunakan solusi keamanan untuk menghadapi serangan itu ataupun serangan lainnya oleh hacker.
“Ini bisa dijadikan sebagai benteng perlindungan apabila mereka secara tidak sengaja mengklik tautan berbahaya atau mengunduh aplikasi mobile banking palsu,” ujar Arief.
Menurut dia, serangan berbahaya itu pun bisa dihindari. Berikut ini, kata Arief, langkah-langkah mengidentifikasi dan menghindar dari malware, di antaranya:
- Unduh aplikasi resmi dan lakukan pembaruan
Pengguna sebaiknya mengunduh aplikasi dari toko resmi milik Google saja. Sebab, risiko aplikasi mengandung malware seperti trojannya lebih rendah. Jika ada pilihan pembaruan sistem dan aplikasi, pengguna perlu melakukannya sesegera mungkin.
- Blokir pemasangan aplikasi dari pihak ketiga
Hal ini bisa dilakukan melalui pengaturan perangkat. Pemblokiran ini dapat mengurangi risiko terkena serangan lewat aplikasi tak resmi.
- Jangan klik tautan sembarangan
Tautan-tautan mencurigakan umumnya disematkan di surel atau pesan singkat. Pengguna perlu berhati-hati jika menerima pesan yang mengandung tautan mencurigakan. Sebaiknya, langsung blokir saja pengirim pesan mencurigakan tersebut.
- Hati-hati dalam memberi izin ke aplikasi
Pengguna perlu meninjau izin yang ia berikan ke aplikasi; sesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Sebab, aplikasi jahat berpotensi menyebarkan data sensitif pengguna pada pihak ketiga.
- Hindari uji coba antivirus gratis
Tak jarang, aplikasi antivirus yang mengiming-imingi layanan gratis merupakan malware yang menyamar. Tentunya, hal itu berbahaya bagi perangkat seluler.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0