Indonesia sudah menapaki era industri dengan serba digitalisasi dan otomasi. Konsekuensinya atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkan tentu ada di segala bidang. Salah satunya seperti toko konvensional yang tutup karena sebagian masyarakat lebih memilih belanja online.
Dilihat dari tingkatan pendidikan, lulusan SMA dan perguruan tinggi cenderung kurang aktif dalam wirausaha digital. Sementara lulusan SD hingga SMP lebih aktif sebagai wirausaha. Dan pengangguran terbanyak justru didominasi lulusan SMA ke atas. Ini menandakan semangat bekerja tinggi walaupun tidak mendapatkan pendidikan sampai selesai.
Bidang wirausaha digital ini sangatlah menggiurkan jika sanggup bersaing dan belajar strategi bisnis yang baik. Hal tersebut disampaikan oleh Nunung Nurdianah, Ketua TP PKK Kab Probolinggo, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021).
Generasi milenial sebagai agent of change karena dianggap memiliki visi yang jernih dan kegigihan mencapai target, bersikap kritis dan analitis, membangun hubungan yang kuat dengan membangun kepercayaan, penuh inovasi dengan metode thinking out of the box, memiliki ide-ide segar dan pemikiran kreatif, dan sarat akan pengetahuan alias melek teknologi. Karenanya literasi digital terutama harus sampai kepada mereka.
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0