Ragam Jejak Digital yang Merugikan

Friday, 24 September 21 Venue

Saat ini banyak orang menyimpan data hingga video dan foto di media sosial. Semua hal yang pernah dilakukan atau disimpan melalui internet akan tersimpan dengan rapi.

“Namun, hal ini justru bisa menjadi hal yang berbahaya jika jejak digital tersebar dan terlihat orang jahat,” kata Farisi, Ketua PC IPNU Sampang, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Kamis (23/9/2021).

Menurut dia, jejak digital dibagi menjadi dua yaitu jejak digital pasif dan aktif. Jejak digital pasif yaitu merupakan data yang ditinggalkan oleh user tanpa sadar. Contohnya berupa rute yang kita lalui lewat Google Maps dan laman yang dikunjungi.

BACA JUGA:   Generasi Milenial dan Literasi Digital

“Sedangkan jejak digital aktif yaitu merupakan data yang secara sengaja ditinggalkan oleh pengguna. Contohnya berupa unggahan foto, video, dan status di media sosial serta email yang kita kirim,” kata Farisi.

Dia mengatakan, terdapat beberapa jejak digital yang dapat merugikan pengguna, yaitu:

  • Beberapa perusahaan mempertimbangkan jejak digital pelamar, khususnya di media sosial.
  • Pencemaran nama baik melalui jejak yang ditinggalkan di beberapa platform.
  • Orang lain bisa mengakses data pribadi tanpa kita ketahui.
  • Pencurian identitas melalui laman yang kita kunjungi di media sosial.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, tantangan di ruang digital semakin besar, konten-konten negatif terus bermunculan dan kejahatan di ruang digital terus meningkat. “Menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital,” ujar Presiden saat membuka program literasi digital belum lama ini.

BACA JUGA:   Cara Mengelola PIN dengan Aman

Presiden pun mencontohkan konten-konten negatif yang marak muncul di ruang digital, seperti hoaks, penipuan daring, perjudian daring, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital.

Hal-hal itu perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. “Dengan literasi digital kita minimalkan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif,” ujarnya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Tips Aman Meminjam Uang Online

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).