Hermawan Kartajaya: Turis Cina High Spender

Monday, 02 March 20 Bonita Ningsih
Wisman Cina di Pantai Jimbaran, Bali
Wisman Cina di Pantai Jimbaran, Bali. Foto: Venuemagz/Erwin

Keberadaan virus corona atau COVID-19 memang memengaruhi industri pariwisata dunia, tak terkecuali Indonesia. Virus yang berasal dari China tersebut bahkan menjadi penyebab jumlah wisatawan mancanegara (wisman) di Bali turun drastis.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. dan MarkPlus Tourism, menjelaskan, menurut data, turis asal China yang datang ke Indonesia mencapai 2 juta pengunjung. Dari jumlah tersebut, mayoritas turis China melakukan kunjungan ke Bali.

Selain jumlahnya banyak, turis China juga merupakan turis yang high spender. Bahkan, banyak di antara mereka yang masuk ke dalam kategori quality tourist.

“Turis China itu memang dikenal high spender di berbagai destinasi tertentu. Di negara lain pun, mereka juga turis yang high spender. Kembali lagi, ini soal destinasi yang akan mereka tuju,” kata Hermawan.

Hermawan menambahkan, ketidakhadiran turis China ke Indonesia, khususnya di Bali, memang tak terhindarkan. Apalagi, menurut pakar marketing dunia pariwisata ini, turis premium yang high spender tersebut sangat sensitif terhadap isu mendunia, seperti corona.

Selain trauma secara kesehatan, keberadaan virus COVID-19 lebih jauh sangat memengaruhi sisi psikologis. Bahkan, walaupun di masa depan virus ini telah bersih, tidak mudah bagi turis China segmen premium untuk melakukan perjalanannya kembali ke Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pelaku industri pariwisata untuk menghadirkan kembali turis China ke Indonesia.

Halaman : 123

Keberadaan virus corona atau COVID-19 memang memengaruhi industri pariwisata dunia, tak terkecuali Indonesia. Virus yang berasal dari China tersebut bahkan menjadi penyebab jumlah wisatawan mancanegara (wisman) di Bali turun drastis.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. dan MarkPlus Tourism, menjelaskan, menurut data, turis asal China yang datang ke Indonesia mencapai 2 juta pengunjung. Dari jumlah tersebut, mayoritas turis China melakukan kunjungan ke Bali.

BACA JUGA:   Epson Indonesia Memperkenalkan Managing Director Baru

Selain jumlahnya banyak, turis China juga merupakan turis yang high spender. Bahkan, banyak di antara mereka yang masuk ke dalam kategori quality tourist.

“Turis China itu memang dikenal high spender di berbagai destinasi tertentu. Di negara lain pun, mereka juga turis yang high spender. Kembali lagi, ini soal destinasi yang akan mereka tuju,” kata Hermawan.

BACA JUGA:   Berguru ke Desa Wisata Penglipuran Bali

Hermawan menambahkan, ketidakhadiran turis China ke Indonesia, khususnya di Bali, memang tak terhindarkan. Apalagi, menurut pakar marketing dunia pariwisata ini, turis premium yang high spender tersebut sangat sensitif terhadap isu mendunia, seperti corona.

Selain trauma secara kesehatan, keberadaan virus COVID-19 lebih jauh sangat memengaruhi sisi psikologis. Bahkan, walaupun di masa depan virus ini telah bersih, tidak mudah bagi turis China segmen premium untuk melakukan perjalanannya kembali ke Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pelaku industri pariwisata untuk menghadirkan kembali turis China ke Indonesia.