HIEKRAF (Himpunan Pengusaha Event Kreatif) Balikpapan minggu lalu mengadakan bincang-bincang yang dihadiri oleh para pengurus dan sebagian anggota dari kalangan event organizer (EO) vendor produksi event, show management, dan advertising. Acara ini mengupas mengenai tantangan, peluang, serta kendala yang ada pada perkembangan dunia event di Balikpapan.
Beberapa poin penting yang dibicarakan antara lain mengenai masalah perizinan untuk penyelenggaraan event, persaingan harga yang menjadikan kualitas penyelenggaraan event menurun, kurangnya perhatian dari pemangku kepentingan, dan rencana pindahnya ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
“Inilah tonggak awal kami untuk membangun kebersamaan dan kolaborasi sesama pekerja event kreatif Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan, dan mempersiapkan diri menyambut perpindahan ibu kota ke wilayah Kaltim,” ujar Anwar Cholis, Ketua Umum Hiekraf.
Anwar Cholis menambahkan, HIEKRAF bertekad menjadi organisasi usaha dan profesi untuk menjadi mitra pemerintah dan stakeholder lainnya dalam membangun dan mengembangkan dunia event kreatif di Balikpapan dan nantinya dapat memenuhi permintaan kebutuhan event, baik SDM maupun supporting lainnya, di ibu kota RI yang baru.
“HIEKRAF akan menjadi pionir melahirkan entrepreneur muda pada bidang jasa event kreatif yang profesional dan berkualitas,” ujar Anwar.
Anwar mengatakan, dengan pindahnya ibu kota negara ke Kaltim, kota Balikpapan akan menjadi daerah penyangga. Karenanya SDM, khususnya bidang MICE, harus disiapkan agar menjadi SDM yang unggul dan memiliki kompetensi sehingga mampu memenuhi kebutuhan penyelenggaraan event di ibu kota RI yang baru.
“Peluang ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai kita hanya jadi penonton,” lanjutnya.
HIEKRAF saat ini membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan untuk pelatihan kewirausahaan serta keahlian di bidang jasa event organizer (EO) serta supporting-nya untuk para anggotanya agar mampu berkompetisi.
KOMENTAR
0