Hadirnya program vaksinasi COVID-19 membawa angin segar bagi perkembangan industri pariwisata di Indonesia. Pasalnya, vaksinasi ini diproyeksikan mampu menekan penularan COVID-19 sehingga pariwisata akan kembali meningkat secara bertahap.
Dengan adanya potensi rebound pariwisata pasca-pandemi, industri ini tentu membutuhkan suplai tenaga kerja yang andal di bidang pariwisata. Tenaga kerja yang banyak dibutuhkan di industri ini berasal dari sekolah vokasi karena dinilai mampu dapat langsung bekerja setelah lulus sekolah.
Melihat kondisi tersebut, IDeA Indonesia Akademi (IDeA) secara aktif ikut berkontribusi dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di industri pariwisata, perhotelan, restoran, kapal pesiar, dan hospitality. IDeA sendiri merupakan sebuah perseroan yang bergerak pada bidang akademik dan operator hospitality terintegrasi dari hulu ke hilir.
Eko Desriyanto, Direktur Utama IDeA Indonesia, menjelaskan, IDeA Indonesia hadir sebagai perusahaan yang menyediakan pendidikan vokasi berbasis industri berupa standar hotel bintang tiga. IDeA Indonesia juga terus berkomitmen menjadi yang terdepan dalam mempersiapkan SDM hospitality dan ekonomi kreatif Indonesia yang berkualitas.
“Seluruh peserta tinggal, belajar, dan terlibat aktif dalam operasional sebuah hotel bintang tiga. Dengan begitu, lulusan IDeA Indonesia tidak hanya siap kerja, namun siap berkontribusi dalam memajukan pariwisata Indonesia,” kata Eko.
Bentuk partisipasi lain yang telah dijalankan IDeA adalah menghadirkan webinar yang membahas topik “Potensi Pengembangan SDM Vokasi Pariwisata Menyambut Rebound Pariwisata Nasional”. Diselenggarakan pada 30 Maret 2021, webinar ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai pandangan seputar isu terkini dari industri pariwisata Indonesia melalui pemaparan para pakar di bidangnya.
Muhammad Fahmi, Vice President Human Capital Panorama Hospitality Management (PHM), mengungkapkan bahwa lulusan vokasi memiliki potensi yang besar untuk mendapatkan pekerjaan saat pariwisata rebound. Bahkan, lulusan vokasi dinilai dapat menjadi kunci dalam mengisi kekosongan posisi di dalam sebuah bisnis pariwisata.
“Lulusan vokasi ini memiliki peluang hingga 60 persen untuk bisa langsung bekerja di industri terkait. Meskipun tidak langsung mendapatkan jabatan yang tinggi, setidaknya mereka semua bisa langsung ditempatkan di bagian housekeeping, f&b service, dan beberapa posisi lainnya,” jelas Fahmi.
Bhima Yudhistira Adhinegara, Ekonom dari Institute for Development on Economic and Finance (INDEF), mengatakan bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan tren baru dalam dunia pariwisata. Menurutnya, setelah pariwisata kembali dibuka, wisatawan membutuhkan model pelayanan yang berbeda dan spesifik saat ingin melakukan sebuah perjalanan wisata.
“Untuk melihat perubahan tren wisata tersebut, dibutuhkan tenaga kerja yang mengerti masalah itu. Makanya, akan lebih banyak dibutuhkan lulusan vokasi daripada sarjana karena mereka lebih memahami realitas dunia pekerjaan secara riil,” ungkap Bhima.
Selain itu, lulusan vokasi akan lebih banyak dicari karena dinilai memiliki kecakapan sesuai kebutuhan industri. Pasalnya, untuk memulai kembali pembukaan pariwisata, dibutuhkan tenaga kerja berpengalaman dan spesialisasi di bidang perhotelan, restoran, coffee shop, kapal pesiar, dan tempat rekreasi lainnya.
“Untuk menghasilkan SDM berkualitas ini diperlukan training centre atau academy di bidang hospitality. Namun, yang kita lihat sekarang ini, vocational training berkualitas di subsektor pariwisata tersebut masih terbatas sehingga masih perlu ditingkatkan lagi,” ujar Bhima.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Wartanto mencoba akan melahirkan lebih banyak lagi wadah bagi pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan begitu, industri pariwisata akan lebih mudah mendapatkan tenaga kerja berkualitas dan siap langsung bekerja.
“Pendidikan vokasi yang berkualitas itu harus terintegrasi dengan sebuah sistem teaching factory. Nantinya, sistem ini dapat mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran berbasis industri sesuai bidangnya masing-masing. Ini semua akan menjadi perhatian serius bagi kami di pemerintahan,” ucap Wartanto.
KOMENTAR
0