Industri wisata religi di Arab Saudi tak pernah sepi setiap tahun. Hal itu ditandai dengan selalu meningkatnya jumlah orang muslim yang semakin banyak melakukan ibadah umrah, selain ibadah haji yang selalu dilaksanakan sekali dalam setahun.
Para pakar ekonomi memperkirakan pendapatan musim umrah tahun ini bisa mencapai SAR12 miliar atau sekitar Rp43 triliun. Hal ini terjadi karena semakin kuatnya perekonomian umat Islam, ketersediaan penerbangan langsung secara global, hingga perbaikan fasilitas di kedua tempat paling suci di Arab Saudi, yakni Makkah dan Madinah.
Pakar ekonomi Abdulaziz Daghustani mengatakan bahwa, “Menurut Departemen Luar Negeri, jumlah tertinggi pemasukan dari peziarah pernah mencapai SAR5,8 juta. Dengan berkurangnya jumlah peziarah yang menginap terlalu lama di sini, memungkinkan semakin banyak peziarah yang datang.”
Ossam Khalifah, anggota Asosiasi Ekonomi Arab Saudi, mengatakan bahwa industri ritel dan kios di jalan terus menaikkan harga mereka. “Peziarah sebagian besar membeli sajadah, pakaian, tasbih, dan emas karena kualitas di sini sangat baik.”
Khalifah menambahkan bahwa harus ada strategi untuk menggunakan atau memanfaatkan pemasukan dari hasil umrah tersebut dengan bijak. “Kita perlu membuka pabrik di Makkah dan Madinah untuk menghasilkan produk lokal daripada harus mengimpor produk-produk jualan tersebut. Dengan selesainya proyek perluasan tahun depan, jumlah kedatangan peziarah akan lebih tinggi lagi,” kata Khalifah.
Penulis: Reisha Pahlevi
KOMENTAR
0