Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong desa-desa wisata di Indonesia untuk menghasilkan produk unggulan dan autentik. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pembangunan dan pengembangan desa wisata yang menjadi salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sandiaga mengatakan, setiap desa wisata memiliki keunggulan dan potensi masing-masing mewakili daerahnya. Hal-hal yang dimiliki oleh masing-masing daerah seperti potensi alam, budaya, buatan atau karya kreatif yang autentik akan menjadi produk unggulan tersendiri yang dapat dikembangkan.
“Misalnya saja Desa Wisata Penglipuran di Bali, fokus utamanya adalah adat istiadat desa yang sangat luar biasa, terkenal sebagai desa tebersih. Dari potensi yang ada dapat memberikan nilai tambah sehingga wisatawan memperoleh pengalaman berwisata yang memuaskan,” ujar Sandiaga.
Nilai tambah yang dimaksud adalah sesuatu yang bisa dilihat, sesuatu yang bisa dilakukan, sesuatu yang bisa dipelajari, dan sesuatu yang bisa dibeli. Dengan nilai tambah tersebut, produk unggulan dari desa wisata akan bertransformasi menjadi produk wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan.
“Kita ingin mewujudkan desa yang produktif dan mandiri. Oleh karena itu, kita all out sehingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif itu bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi kita dan menyejahterakan masyarakat,” katanya lagi.
Pengembangan desa wisata merupakan langkah Kemenparekraf dalam hal pemenuhan indikator prioritas pembangunan kewilayahan pada RPJMN 2020–2024. Kemenparekraf menargetkan akan ada 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
“Tugas kita sekarang adalah harus memberdayakan 244 desa yang sudah tersertifikasi tersebut. Desa wisata ini harus menjadi desa mandiri dari sebuah desa rintisan,” Sandiaga menambahkan.
KOMENTAR
0