Bank Central Asia (BCA) tidak hanya berperan sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, tetapi juga turut berkontribusi dalam mendukung sektor pariwisata. Melalui berbagai program dan layanan keuangan, BCA membantu pengembangan infrastruktur pariwisata, mulai dari pembiayaan bagi pelaku usaha pariwisata hingga kemudahan transaksi bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Dengan menyediakan solusi digital yang inovatif, BCA turut mendukung pertumbuhan bisnis hotel, restoran, hingga usaha kreatif lokal yang menjadi bagian penting dari ekosistem pariwisata. Dukungan ini tidak hanya memperkuat ekonomi, tetapi juga mendorong daya tarik destinasi wisata di Indonesia.
BCA juga memiliki program CSR yang membantu seluruh masyarakat Indonesia, yang dinamakan Bakti BCA. Ada 5 pilar Bakti BCA, yaitu Bakti Pendidikan, Bakti Kesehatan, Bakti Bisnis Unggul, Bakti Budaya, dan Bakti Lingkungan.
Salah satu program dalam pilar Bakti Bisnis Unggul adalah pengembangan destinasi pariwisata, yakni dengan membentuk desa-desa binaan. Saat ini, BCA memiliki 26 desa wisata binaan di seluruh Indonesia, dan jumlahnya masih akan terus bertambah.
Dalam pengembangan desa wisata tersebut, ada banyak yang dilakukan oleh BCA, antara lain memperkuat kapasitas SDM melalui pelatihan dan sertifikasi, membangun infrastruktur pendukung, promosi di dalam negeri, juga mengadakan sales mission dan fam trip ke desa-desa binaan BCA.
“Untuk promosi di luar negeri, kita ikuti travel expo juga. Tapi kita lakukan inkubasi dulu para pelaku desa wisata untuk menghadapi tamu-tamu dari luar negeri, seperti belajar bahasa dan juga hospitality,” ujar Yohan Prasetyo, Officer BCA.
Pada acara Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024 yang berlangsung pada 2-4 Oktober 2024, BCA juga membawa lima desa wisata yang sangat cocok untuk wisatawan mancanegara dan diminati pasar luar negeri, yaitu Desa Wisata Sijunjung di Padang, Desa Wisata Wayang Wukirsari di Yogyakarta, Desa Wisata Tamansari di Banyuwangi, Desa Wisata Taro di Bali, serta Desa Wisata Bilebante di Lombok. Paket wisata ke desa binaan BCA tersebut tersedia dengan harga mulai dari US$32 per orang hingga US$188.
Dukungan BCA terhadap dunia pariwisata tidak hanya berupa membuat desa binaan, tapi juga membantu para pelaku usaha wisata dalam hal solusi pembayaran, yakni dengan menyediakan mesin EDC BCA.
Stella Novianti, Vice President BCA, mengatakan, ada tiga keunggulan utama mesin EDC BCA. Pertama adalah bisa menerima semua jenis pembayaran. Kedua, gratis biaya sewa. Ketiga, tidak ada pengendapan dana asalkan sudah memiliki rekening BCA.
“Untuk transaksi pembayaran menggunakan EDC BCA antara lain bisa terima QRIS dari berbagai sumber dana, kartu kredit dan kartu debit, Visa, MasterCard, Amex, JCB, Union Pay, dan sebagainya,” ujar Stella.
Selain itu, mesin EDC BCA juga memiliki fitur DCC (Dynamic Currency Conversion) agar turis asing bisa melakukan pembayaran dalam mata uang asalnya dengan menggunakan kartu Visa atau MasterCard. “Saat ini ada 20 mata uang asing yang bisa diterima. Kalau bayar pakai home currency, turis akan mendapat jaminan kepastian tagihan dalam billing statement-nya,” ujar Stella.
Novita Angela Gunawan, Assistant Vice President BCA, menambahkan, para pelaku usaha travel agent juga bisa menerima pembayaran dari luar negeri apabila menggunakan rekening BCA. Saat ini, ada 16 mata uang asing yang sudah dapat ditransfer dari luar negeri ke rekening BCA. Syarat untuk menerima pembayaran valas pun cukup mudah, yakni hanya dengan Swift Code BCA, serta nama pemilik dan nomor rekening BCA.
“Pemilik usaha yang menerima pembayaran dari luar negeri juga bisa menyimpan valuta asing tersebut, tidak perlu langsung diubah ke rupiah. Kalau kursnya sedang bagus, baru mereka bisa mencairkan ke rupiah,” ujar Angel.
KOMENTAR
0