Okupansi Hotel di Jakarta Meningkat 18 Persen Setelah Lebaran 2024

Monday, 08 July 24 Bonita Ningsih
Hotel Mulia Senayan

Industri perhotelan di Jakarta mencatatkan kinerja yang positif selama kuartal kedua tahun 2024. Meskipun sempat melemah saat libur Lebaran, okupansi (tingkat hunian) hotel di Jakarta berangsur membaik di bulan-bulan berikutnya.

Berdasarkan pengamatan Colliers Indonesia, menurunnya kinerja hotel di Jakarta saat Ramadan dan Lebaran memang menjadi sesuatu yang lumrah. Pasalnya, hotel-hotel di Jakarta didominasi oleh tamu bisnis sehingga menjelang momen Lebaran akan mengurangi aktivitasnya. Sebelum pandemi saat bulan Ramadan, tingkat hunian (okupansi) hotel di Jakarta biasanya mengalami penurun mulai dari 5 hingga 10 persen. 

“Tren hotel di Jakarta dan Surabaya itu sama, setiap Ramadan dan Lebaran pasti akan menurun okupansinya. Namun, setelah libur Lebaran pasti akan meningkat lagi okupansinya. Pola tersebut akan selalu sama setiap tahunnya,” kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia saat melakukan konferensi pers secara virtual, beberapa waktu silam.

BACA JUGA:   Melia Purosani Yogyakarta Meraih Penghargaan Green Hotel Award 2017

Data dari Colliers Indonesia menyebutkan bahwa kinerja hotel di Jakarta melonjak 18 persen setelah momen libur Lebaran 2024. Peningkatan ini disebabkan oleh banyaknya kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) dan event offline lainnya yang dilakukan pemerintah maupun korporasi.

Event non MICE lainnya juga turut menunjang peningkatan ini seperti acara musik hingga olahraga. Semua kegiatan tersebut membantu mendongkrak performa hotel di Jakarta khususnya yang dekat dengan venue acara,” ungkapnya.

Peningkatan okupansi sudah mulai terlihat selama bulan Mei yaitu beberapa minggu setelah perayaan Idul Fitri 2024. Collier Indonesia mencatatkan tingkat hunian hotel di Jakarta selama bulan Mei 2024 hampir mencapai 80 persen.

BACA JUGA:   Pertumbuhan Pasok Hotel di Bali Dinilai Melambat

“Jumlah tersebut menjadi okupansi paling tinggi yang diperoleh hotel di Jakarta selama lima tahun terakhir pada bulan yang sama,” Ferry menambahkan. 

Menurut Ferry, angka tersebut akan semakin meningkat seiring dengan momen libur sekolah yang jatuh pada bulan Juni hingga Juli 2024. Meskipun Jakarta bukan merupakan pasar leisure, Ferry, meyakini bahwa peluang untuk mengambil pasar tersebut terbuka lebar selama momen libur sekolah. 

“Data yang kami kumpulkan memang baru sampai Mei 2024, namun, kami yakin okupansi di Juni akan tinggi juga. Hal ini dilihat dari okupansi yang diperoleh tahun ini sudah di atas rata-rata sebelum pandemi,” ucapnya lagi.

BACA JUGA:   Okupansi Hotel Melemah Saat Ramadan, Aktivitas Offline Didorong Awal Tahun

Kinerja hotel di Jakarta akan semakin positif mengingat daerah ini menjadi salah satu pilihan lokasi untuk menggelar event musik dan olahraga skala nasional hingga internasional. Dengan adanya banyak event, permintaan untuk kamar juga semakin melonjak sehingga menjadi pendorong pasar hotel di Jakarta.

“Kru, penyelenggara acara, hingga semua yang terlibat dalam event tersebut pasti membutuhkan banyak kamar hotel sehingga permintaan akan tinggi. Biasanya, mereka akan menginap di hotel-hotel dekat venue dan itu membuat okupansi full,” ujarnya.