Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan pemerintah daerah berencana untuk mengembangkan destinasi wisata bersejarah di kawasan Depok Lama. Program pelestarian situs dan sejarah kota Depok ini difokuskan pada Kawasan Heritage Depok Lama yang ke depannya akan menjadi destinasi wisata bersejarah di Kota Depok.
Rencana pengembangan Kawasan Heritage Depok Lama disampaikan langsung oleh Imam Budi Hartono, Wakil Walikota Depok kepada Dekan FTUI Hendri D.S. Budiono. Nantinya, pengembangan destinasi wisata ini akan mendapatkan sokongan dari Duta Besar Belanda untuk Indonesia, yaitu Lambert Grijns.
“Semua perencanaan yang tengah disusun ini juga melibatkan Pemerintah Belanda melalui Kedutaan Besar Belanda di Indonesia. Melalui kerja sama ini, kami ingin Kota Depok menjalin kerja sama dalam bentuk sister city dengan Belanda,” jelas Imam.
Imam menambahkan, kerja sama ini dilakukan mengingat masyarakat Belanda memiliki hubungan yang kuat dengan saudara tuanya di Depok. Oleh sebab itu, dia berharap kerja sama strategis ini dapat segera terwujud dengan melibatkan FTUI sebagai kolaborator yang memiliki kemampuan para ahli mumpuni.
“Kami harap dengan dibangunnya destinasi wisata sejarah ini, Depok dapat menjadi kota destinasi wisata budaya bagi wisatawan asing dan dapat mendongkrak laju perekonomian di Kota yang menjadi terasnya UI ini,” ungkap Imam lagi.
Kemas Ridwan Kurniawan, Guru Besar Departemen Arsitektur FTUI menjelaskan peran FTUI di sini sebagai pihak yang menyiapkan kajian terkait revitalisasi peninggalan sejarah di daerah Depok Lama. Menurutnya, kota Depok memiliki beberapa etnis di dalamnya yaitu Belanda, Cina, Sunda, Betawi, dan banyak lainnya.
“Hal ini menjadikan Depok sebagai kota yang memiliki sejarah dan budaya yang beragam. Keberagaman tersebut meninggalkan jejak pada berbagai bangunan bersejarah, salah satu jejak sejarahnya dapat dilihat di Jalan Pemuda,” kata Ridwan yang juga sebagai pakar aspek sosial budaya dalam Arsitektur-Heritage dan Cagar Budaya.
Selain melibatkan FTUI dan Pemerintah Belanda, program revitalisasi ini juga akan melibatkan komunitas-komunitas dan pengusaha. Tujuannya adalah untuk menghadirkan
kawasan destinasi wisata budaya peninggalan sejarah Belanda yang sempurna di Depok.
“Kota Depok pada masa kolonial Belanda menjadi salah satu kawasan strategis yang menghubungkan Batavia dengan kawasan lain di Pulau Jawa. Makanya, lokasi Depok sangat strategis dan memiliki banyak peninggalan sejarah terutama dari masa kolonial Belanda,” ujar Hendri.
“Saya kira rencana revitalisasi bangunan sejarah kota Depok sudah cukup baik karena melibatkan lembaga pendidikan dalam hal ini FTUI dan Departemen Arsitektur, masyarakat, para pemerhati perkembangan kota Depok, para pemerhati sejarah dan heritage kota Depok, dan juga melibatkan Kedutaan Besar Belanda.
Ketua Departemen Arsitektur FTUI, Dalhar Susanto, menilai dengan kolaborasi berbagai pihak dapat memudahkan rencana revitalisasi bangunan sejarah di kota Depok. Nantinya, pelaksanaan revitalisasi kota lama Depok juga dilakukan secara bersama dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Selama ini Pemerintah Kota Depok juga telah menjalin kerja sama dengan FTUI, khususnya dengan Departemen Arsitektur, untuk berbagai macam studi atau kajian terkait dengan pengambangan kota Depok secara umum, tidak hanya kawasan heritage,” kata Dalhar.
KOMENTAR
0