Ketepatan waktu merupakan unsur terpenting dalam menjaga reputasi sebuah maskapai penerbangan. Soal itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji maskapai Nam Air yang telah sangat tepat waktu dengan tingkat On Time Performance (OTP) mencapai 92,62 persen, disusul oleh Sriwijaya Air dengan 88,69 persen.
“Selamat buat Nam Air yang terbang tepat waktu. Setelah itu, baru Sriwijaya Air yang punya tingkat penerbangan On Time Performance. Manjakanlah wisatawan yang menjadi pelanggan Anda,” ujar Arief Yahya.
Kehadiran pria berdarah Banyuwangi ini ke Sriwijaya Group disambut oleh Chandra Lie, Presiden dan CEO Sriwijaya Air, bersama jajaran direksi Sriwijaya Air dan Nam Air. Tak ketinggalan, Arief Yahya diajak melihat Operational Control Center di kantor yang baru saja resmi digunakan Sriwijaya Group pada November tahun lalu.
“Meskipun memiliki waktu penerbangan yang tepat, tapi harus diingat pertumbuhan Sriwijaya Group tidak boleh lebih rendah dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tahun 2017 lalu mencapai 22 persen. Apalagi, diproyeksikan pariwisata akan menjadi sumber devisa nomor satu, mengalahkan CPO. Itu harus diingat,” ujar Arief Yahya.
Agus Soedjono, Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group, mengatakan, pertemuan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pemerintah dengan operator penerbangan, khususnya dalam hal memperluas aksesibilitas dan konektivitas.
Sriwijaya Air Group, lanjut Agus, berkomitmen penuh untuk membantu pemerintah dalam mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara yang berada di angka 17 juta untuk tahun 2018.
Gerry Soerjatman, pengamat penerbangan, menambahkan, persoalan ketepatan waktu menjadi modal utama untuk maskapai penerbangan di Tanah Air. Pasalnya, jika menanti terlalu lama maka wisatawan akan sulit datang buat menikmati keindahan di Indonesia.
“Modal utama transportasi di Indonesia adalah ketepatan waktu, apalagi buat maskapai penerbangan. Ketika maskapai yang ditumpangi wisatawan tepat waktu, maka lonjakan wisatawan ke Indonesia semakin meningkat. Perlu diingat, keindahan Indonesia akan lebih cepat dikenal bukan saja melalui sosial media, melainkan dari mulut ke mulut,” ujar Gerry.
Gerry Soerjatman juga berpesan agar seluruh awak maskapai penerbangan memiliki sopan santun dan keramahan. Terlebih, kekuatan Indonesia ada pada dua elemen tersebut.
“Senyuman dan keramahan itu modal terpenting dalam maskapai penerbangan, bukan hanya soal tepat waktu,” ujarnya.
KOMENTAR
0