Sarana dan Prasarana Pariwisata Danau Toba Dibangun Sesuai Rencana

Sunday, 21 July 19 Bayu Hari

Menteri Pariwisata Arief Yahya memastikan pembangunan fasilitas pendukung pariwisata kawasan sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, dari unsur atraksi, aksesibilitas, dan amenitas berjalan sesuai yang direncanakan.

Untuk itu Arief meninjau pembangunan hotel bintang 4 Labresa dengan kapasitas 120 kamar berdiri di atas lahan seluas 6 hektare dengan pemandangan langsung ke arah Danau Toba.

Total investasi Hotel Labresa mencapai Rp530 miliar dan saat ini progress pembangunannya mencapai 58 persen, direncanakan pembangunan akan selesai pada akhir November 2019.

“Saya menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi, untuk melakukan percepatan di destinasi super prioritas, dan salah satunya Danau Toba. Saya harus pastikan semuanya running on the track,” kata Arief.

BACA JUGA:   Rute Garuda Indonesia ke Eropa Mampir di Medan

Arief juga menyempatkan diri untuk meninjau dan meresmikan toko oleh-oleh sekaligus rest area di Balige yaitu Batikta. 

“Saya Berharap Batikta bisa menjadi wadah awal bagi tumbuh kembangnya ekonomi kreatif di Balige maupun Danau Toba, merangkul, serta menampung hasil pengrajin Batak lainnya,” katanya

Sebelumnya, ia juga mengunjungi homestay yang ada di Desa Sigapiton Kabupaten Toba Samosir yang sedang dibina menjadi Desa wisata. 

Kepada masyarakat Sigapiton, Arief berjanji untuk menjadikan kampung ini sebagai Desa Wisata. Karena itu, dia meminta kepada BOPDT untuk menjadi “bapak asuh” untuk melatih hospitality, mengurus homestay, menjaga kebersihan dan menata lingkungan, serta membuat dan menyajikan kuliner berstandar pariwisata.

BACA JUGA:   22 Penerima Beasiswa Memperkuat Pariwisata Toba

“Saya menugaskan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, untuk melakukan bimbingan teknis langsung ke masyarakat yang materinya 70 praktik dan 30 persen teori, bagaimana menata interior yang bagus, baik homestay maupun restoran,” katanya.

Kedua, ibu-ibu diarahkan untuk diajari tata boga, kuliner, hingga menata makanan agar menarik. Ketiga, manajemen kamar, homestay, agar ditata dengan rapi dan satu manajemen.

Arief juga meminta agar segera menunjuk satu anak muda, yang paham digital, untuk bisa menggunakan teknologi bagi reservasi maupun pembayaran. Tenaga muda kreatif itu juga diperlukan untuk mengoperasikan sistem pemesanan kamar dan cara pembayaran yang memudahkan traveler untuk memesan sampai membayarnya secara digital.

BACA JUGA:   UKM Pariwisata Go Digital

“Itu agar nanti anak muda itu menjadi semacam Resort Manager. Dan bapak ibu harus patuh pada manajemen,” katanya.

Tenaga muda kreatif itu bisa saja lulusan Poltekpar Medan, atau dari mana saja, yang memahami hospitality dan sifatnya membantu. Ia dipekerjakan oleh BOPDT, hanya untuk mengurus manajemen amenitas di kawasan Danau Toba.

“Khusus untuk pelatihan penataan kamar, kuliner dan penyajiannya, nanti Hotel Inna Parapat diharapkan untuk membantu menularkan ilmunya,” katanya.